Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Rektor UIM, Dr Ir Hj A Majdah M Zain, M.Si bersama Presiden Direktur, Celltech Stem Cell Centre, Prof Dr Deby Vinski MScAA PhD, di Rumah Jabatan Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu (19/12/2020)

Kembangkan Medical Tourism di Makassar, Celltech Stem Cell Centre Teken MoU dengan UIM

Sabtu, 19 Desember 2020 | 20:07 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

MAKASSAR, GOSULSEL.COM — Universitas Islam Makassar (UIM) bersama Celltech Stem Cell Centre bersinergi kembangkan medical tourism (pariwisata medis) di Makassar.

Hal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Rektor UIM, Dr Ir Hj A Majdah M Zain, M.Si   bersama Presiden Direktur, Celltech Stem Cell Centre, Prof Dr Deby Vinski MScAA PhD.

pt-vale-indonesia

Taken MoU ini berlangsung di Rumah Jabatan Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu (19/12/2020), disaksikan langsung Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ina Kartika Sari dan
Konsultan Dr Marhaen Hardjo MBiomed PhD serta Marketing Communication Celltech Stem Cell Laboratory (CSC) dr Wachyudi Muchsin SH.

“Kami berharap kerjasama ini, dapat mengembangkan pariwisata medis di Sulsel khususnya di Makassar,” terang Rektor UIM, Dr Ir Hj A Majdah M Zain, M.Si.

Apalagi kata Majdah, perihal tersebut bersinergi dengan program-program inovasi di UIM. Selain itu juga, Makassar potensial untuk dikembangkan.

Sementara itu, Presiden Direktur, Celltech Stem Cell Centre, Prof Dr Deby Vinski MScAA PhD mengaku memilih bersinergi dengan UIM, karena kampus tersebut miliki komitmen untuk terus berinovasi mengembangkan medical tourism di Makassar.

“Kami mengapresiasi UIM sebagai kampus terus berinovasi. Sehingga kami optimis bersama UIM, medical tourism di Makassar bisa berkembang,” terangnya.

Ia menambahkan, UIM juga merupakan kampus pertama digandeng untuk mengembangkan program Medical Tourism di Indonesia Timur.

“Jadi orang yang berwisata di Sulsel, khususnya Makassar bisa sambil menjaga kesehatan. Ini sudah kita lakukan di Jakarta. Di sana bisa dicoba di Grand Hayatt dan Vinsky Tower,” kuncinya.

Selain itu, keuntungan jika Indonesia, termasuk Makassar, dijadikan Medical Tourism utamanya pendapatan.

“Sebagai gambaran pada 2010-2011 lalu, ada sebanyak Rp110 triliun devisa untuk berobat ke luar negeri,” kuncinya.(*)