Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memberikan bantuan Rice Milling Unit (RMU)/ unit penggilingan padi kepada petani, saat ia melakukan kunjungan kerja meninjau Food Estate di Desa Bentuk Jaya (Blok A5), Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kamis (16/02/2023)/ Foto: Humas Kementan

Kunker Food Estate Kalteng, Mentan SYL Puas Pertanaman dan Peningkatan Luas Tanam Padi

Kamis, 16 Februari 2023 | 15:41 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

DADAHUP, GOSULSEL.COM — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau pengembangan Food Estate Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Peninjauan ini bertujuan guna mendorong optimalisasi pengembangan Food Estate dari hulu hingga hilir berbasis kelembagaan korporasi, khususnya percepatan dan peningkatan luas tanam padi di Food Estate Kapuas guna meningkatkan produksi beras, nilai tambah dan kesejahteraan petani.

“Target luas penanaman padi di Food Estate Dadahup, Kapuas pada bulan Februari ini 1.020 hektare dan kondisi sekarang yang tertanami 200 hektare dengan perkiraan produksi di atas 4 ton. Namun kita dorong terus bersama pemerintah Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, TNI dan Polri dalam waktu 1 sampai 2 minggu depan mencapai 500 hektare,” demikian dikatakan Mentan SYL pada kunjungan kerja (Kunker) meninjau Food Estate bersama Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo dan Bupati Kapuas, Ben Brahim S Bahat di Desa Bentuk Jaya (Blok A5), Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kamis (16/02/2023).

pt-vale-indonesia

Meskipun cukup puas, Mentan menambah untuk mencapai hasil maksimal pengembangan Food Estate membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni hingga 4 tahun karena dhadapkan tantangan kondisinya di lahan rawa yang dipenuhi air. Oleh karena itu, Food Estate Kalimantan Tengah tidak bisa dengan hanya melihat dari yang dicapai saat ini, tapi Food Estate adalah konsep yang menembuh masa depan secara nasional karena pertanian Indonesia tidak bisa bertumpu di Jawa, Sulawesi, Sumatera dan lainnya.

“Lahan yang paling siap dan cukup tersedia luas itu di Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, Bapak Presiden Jokowi menunjuk Food Estate ini untuk mendorong konsep ketahanan pangan nasional ke depan,” terangnya.

“Hal terpenting dari pengembangan Food Estate Kalimantan ini adalah jangan dibayangkan disamakan lahanya sama dengan Pulau Jawa, Sulawesi dan Sumatera. Lahan di Kalimantan ini adalah lahan rawa yang memiliki tantangan air 20 sampai 30 cm. Walaupun kita sudah siapkan irigasinya, tapi tiba-tiba hujan tapi nanti tergenang air sehingga tanam di atas air seperti agroponik,” pinta SYL.

Kendati demikian, SYL menyebutkan pengembangan Food Estate Kapuas dalam 2 tahun terakhir telah memberikan hasil yang bagus. Sebab, lahan-lahan transmigrasi sebelumnya di Kalimantan membutuhkan waktu hingga 10 tahun hingga membaik endapan tanahnya.

“Dalam 2 tahun pengembangan Food Estate di Kalimantan Tengah ini, alhamdulillah sudah 47 ribu hektare kita lakukan, sudah oke dan ada tersisi 22 ribu hektare. Kemudian di tahun 2023 ini sudah kita sikapi dengan 12 ribu hektare dan di bulan Februari ini kemampuan kita hanya 200 hektare tapi kita keroyok targetkan penanaman padi menjadi 500 hektare. Kita tidak boleh menyerah, pasti bisa,” ucapnya.

Hal yang sama dikatakan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo, bahwa pengembangan Food Estate Kapuas telah memberikan hasil. Yakni awalnya produksi padi hanya di bawah 3 bahkan 1 ton, tapi sekarang sudah mencapai 4 ton per hektare.

“Oleh karena percepatan peningkatan luas tanam padi di Food Estate Kapuas ini harus kita lakukan. Kita akan kolaborasi dengan pemerintah kabupaten agar target penanaman padi ini tercapai. Apapun yang dilakukan harus dengan merubah mindset karena mengelola lahan rawa ini sangat berbeda dengan lahan di Pulau Jawa. Kita tidak boleh menyerah, kita pasti bisa capai target luas tanam,” tegas Edy.

Sementara itu, Bupati Kapuas, Ben Brahim S Bahat menegaskan pengembangan Food Estate Kapuas meski baru beberapa tahun berjalan telah memberikan hasil nyata. Yakni hasil panen padi baru-baru ini mencapai 5,6 ton per hektare.

“Kami baru-baru ini melakukan panen padi di blok sebelah, hasilnya dari ubinan BPS 5,6 ton. Ini bukan hasil yang biasa bagi kami, tapi sangat tinggi untuk Food Estate yang baru dibuka dengan kondisi rawa, digenangi air. Dalam waktu dekat ini kami siap berkontribusi agar luas tanam bertambah lagi. Saya yakin, kita pasti bisa menembus tantangan,” ujarnya.

Pada kunjungan ini, Mentan SYL tak hanya meninjau area pertanaman padi, namun juga melakukan peletakan batu pertama Rice Milling Unit (RMU)/ penggilingan padi modern, penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp1,8 miliar dan meninjau bengkel alat mesin pertanian (alsintan). Mentan SYL pun menyerahkan KUR kepada petani senilai Rp1,8 miliar untuk pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan dan pengadaan alsintan.

Bahkan, Mentan SYL mengunjungi area tanaman padi di lokasi ekstensifikasi tahun anggaran 2021 seluas 66 ha di Desa Sanggang Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Indeks Pertanaman (IP) padi di lokasi Food Estate ini sudah 3 kali tanam setahun.(*)


BACA JUGA