Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan Panen Raya Padi di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Sabtu (11/03/2023)/ Foto: Humas Kementan

Di Ngawi, Presiden Jokowi Didampingi Mentan SYL Panen Raya Padi

Sabtu, 11 Maret 2023 | 17:58 Wita - Editor: Andi Nita Purnama -

NGAWI, GOSULSEL.COM — Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan Panen Raya Padi di Kabupaten Ngawi guna melanjutkan rangkaian Panen Raya Padi Nusantara 1 Juta Hektare (ha) secara serentak. Sebelumnya pada tanggal 9 Maret 2023 lalu, Presiden Jokowi bersama Mentan SYL secara simbolis melaksanakan Panen Raya Nusantara di Kabupaten Kebumen, yang menandai panen padi yang dilakukan serentak di 30 provinsi dan 113 kabupaten yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam panen raya serentak kali ini, dilakukan di 18 provinsi dan 91 kabupaten. Hal tersebut guna memastikan produksi padi melimpah pada puncak panen raya Maret-April 2023.

pt-vale-indonesia

“Kemaren di Kebumen dan sekarang panen raya di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Saya melihat memang ada perbedaan terutama di produktivitas per hektare. Disini (Ngawi, red) sudah ada yang mencapai 10 ton per hektare, ada yang 8 ton per hektare dan yang kemarin di sana (Kebumen, red) 5 sampai 6 ton per hektare,” demikian dikatakan Presiden Jokowi pada panen raya padi di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Sabtu (11/03/2023).

Jokowi menjelaskan perbedaan produktivitas tersebut karena setiap daerah memiliki kesuburan yang berbeda-beda dan memiliki manajemen yang berbeda-beda mengenai pengairan dan lain-lain, sehingga ini baik untuk petani. Tetapi yang paling penting, memang harga gabah harus segera ditentukan, jangan sampai harganya jatuh karna ini panen raya berlangsung dimana-mana seluruh wilayah Indonesia.

“Pembelian gabah nantinya oleh Bulog dan nanti jelas harga GKP (Gabah Kering Panen,- red) nya berapa,” terangnya.

“Dan harapkan kepada petani agar melakukan percepatan tanam. Usai panen harus segera olah lahan untuk tanam lagi. Jangan biarkan jeda terlalu lama karena ini hujannya masih ada, airnya masih ada, agar ketersediaan beras kita semakin aman,” pinta Jokowi.

Sementara itu, Mentan SYL mengatakan, panen raya padi nusantara kedua yang dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi ini, mensimbolkan panen raya padi sebanyak 1 juta hektare. Walaupun data secara keseluruhan menunjukan pada bulan Februari ini, luas area panen yakni seluas 1,20 juta ha, dengan perkiraan produksi 6,39 juta ton GKG, itu setara dengan beras 3,68 juta ton.

Selanjutnya, pada bulan Maret, luas area panen yakni seluas 1,70 juta ha dengan produksi 9,14 juta ton GKG, itu setara dengan beras 5,26 juta ton. Sedangkan pada bulan April, luas area panen yaitu seluas 1,15 juta ha, dengan jumlah produksi sebesar 6,09 juta ton GKG, itu setara dengan beras 3,51 juta ton.

“Sehingga, kita berharap panen yang lebih cepat ini kita maksimalkan serentak dilakukan karena kita menghadapi cuaca kemarau panjang. Walaupun ternyata saat panen ini, hujan masih ada sehingga anomali cuaca ini harus kita perhitungkan,” ujarnya.

SYL pun menegaskan pihaknya siap merealisasikan dengan cepat perintah Presiden Jokowi untuk dilakukan percepatan tanam padi setelah panen raya dan bersinergi dengan para kepala daerah. Dari total lahan sawah 7,4 juta hektare, ditargetkan dilakukan percepatan tanam seluas 1 sampai 10 juta hektare.

“Lahan sawah kita sebenarnya 7,4 juta hektare, tapi luas tanam lebih dari itu, agar dilakukan percepatan tanam, jangan dikasih jeda terlalu lama karena air masih ada. Kami bersama gubernur dan bupati akan serempak melakukan langkah itu,” tuturnya.

Lebih lanjut SYL menyebutkan produksi padi di Kabupaten Ngawi jauh lebih tinggi, yakni mencapai 8 ton perhektare dibanding daerah lainnya yang hanya 6 ton per hektare. Padahal lahan di Kabupaten Ngawi bukan sawah irigasi, tapi menggunakan pompa air namun perlakuannya oleh petani cukup baik.

“Oleh karena itu, perintah Bapak Presiden untuk perbanyak dryer, power thresher, bahkan karena harga gabah lebih tinggi menggunakan combine dibanding sabit, maka perbanyak combine dan kami siap sampai 1.000 unit menggunakan dana KUR. Bahkan penggilingan padi harus dibina dengan baik dan menggunakan KUR untuk meningkatkan kelasnya agar kualitas beras yang dihasilkan juga bagus,” ucapnya.

Untuk diketahui, luas panen pada Maret 2023 di Kabupaten Ngawi sendiri yaitu 32.676 ha dari luas panen Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.403 ha. Harga gabah saat ini di Kabupaten Ngawi untuk panen secara manual Rp4.700 sampai Rp4.900/Kg. Sementara yang menggunakan combine harvester berkisar di harga Rp5.000 sampai Rp5.500/Kg.(*)


BACA JUGA