Mendoan Mace Ramsis yang jadi primadona di atas sepiring masakannya. (Foto: Esa Ramadana/GoSulsel.com)
#

Mendoan Mace Ramsis, Kuliner Idola di Unhas

Selasa, 13 Oktober 2015 | 11:43 Wita - Editor: Nilam Indahsari -

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Ada 1 menu yang selalu ditanyakan oleh Nani, pemilik warung “Mace”, ketika datang ke warungnya. Primadona yang biasa tersaji di sepiring masakannya itu adalah tempe, lebih tepatnya tempe mendoan.

Mendoan berasal dari Banyumas, Jawa Timur. Pembuatannya dengan cara mencetak tipis kedelai rebus yang telah dicampur dengan ragi. Tak tersedianya mendoan di Makassar, membuat Nani menyiasatinya dengan mengiris tipis tempenya. Soal bumbu, ia mengaku hanya menggunakan bumbu yang sama dengan penjual tempe goreng yang lain.

pt-vale-indonesia

“Diiris, lalu diberikan tepung terigu dan bawang saja. Lalu digoreng dengan minyak yang banyak dan panas. Tanpa ada bahan pengawet,” jelas Nani yang ingin naik haji kepada GoSulsel.com, Rabu (07/10).

Hasilnya? Renyah dan gurih.

Tempe yang ia jual dipatok dengan harga relatif murah yaitu Rp 1 ribu per iris. Dan Rp 700 per iris jika sepaket dengan nasi.

Halaman 2

Tempe goreng yang ia jual pun tak sendiri. Di warungnya, ada menu masakan yang lain. Seperti tahu goreng, perkedel jagung, udang, ikan cakalang goreng ataupun dimasak, hati ayam goreng, dan ayam goreng. Ada pula aneka aneka sayur-sayuran mulai dari terong, sayur daun ubi, sayur kangkung, bayam, dan kol. Tentu dengan harga yang terjangkau.

“Apa-apa yang ada di pasar, saya jual di sini. Tapi kalau saya rasa tidak bisa dijual murah, saya tidak ambil,” jelas Nani.

Pelanggan Nani sebagian besar adalah mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) utamanya yang tinggal di daerah pondokan dan asrama mahasiswa (Ramsis). Juga mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) yang punya cukup banyak mahasiswa dari Malaysia. Selain itu, pegawai bahkan dokter dari rumah sakit yang berada di area Pintu II Kampus Unhas pun sering merapat ke warung ini pada jam makan siang.

“Tempenya renyah dan murah. Juga bersih dan ramah,” kata salah seorang pembeli, Ani, memberi testimoni tentang tempe mendoan dan pelayanan Nani.

Sebelum membuka warung di daerah pondokan yang beralamat di Jalan Sahabat 3, Nani telah menjual mendoan di tempat lain. Menu unggulannya itu sudah ada sejak ia mulai membuka usaha rumah makan di kantin kampus Universitas Negeri Makassar, dulu IKIP tahun 1990. Terus ke Ati Hijau, Panakkukang. Di sana, ia jualan sejenis sari laut.

Halaman 3

Lalu masuk ke Ramsis Blok E, F, G, H depan FK Unhas. Ia berpindah-pindah karena kebijakan kampus yang menggusur penghuni lama Ramsis. Di sana, ia berjualan cukup lama sehingga para pelanggan lamanya yang umumnya mahasiswa, menandainya dengan sebutan “Mace Ramsis”. Sampai akhirnya, berjualan di rumah pribadi miliknya yang berada di Jalan Sahabat 3.

Jika rindu atau ingin tahu bagaimana rasa mendoan Mace Ramsis, datang saja ke rumahnya dari pukul 9 pagi hingga pukul 3 sore. Di sana, seperti sebelum-sebelumnya, tiap masakan disajikan langsung dari wajan dan panci.