Kejar Laju Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Serius Benahi Infrastruktur
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Pada semester I, pemerintahan Indonesia terkendala dengan permasalah 10 kementrian dan lembaga yang terkait dengan administratif dibanding nomenklatur. Sehingga serapan belanja pemerintah pada semester satu tidak secepat yang diharapakan.
“Dengan keseriusan pemerintah untuk mendorong perbaikan-perbaikan di Infrastruktur, diharapkan ini menjadi driver bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Inilah yang menjadi engine ditengah ekspor yang tidak begitu cerah. Ini juga diakibatkan oleh dua hal karena pertumbuhan ekonomi global yang terbatas tumbuhnya, dikarenakan keterbatasan emergine market. Khususnya cina yang juga tumbuh cenderung melambat” Kata Asistent Direktur Bank Indonesia Devisi Kebijakan Ekonomi dan Moneter, Muslimin Anwar, kepada GoSulsel.com, Kamis (21/10/2015)
Menurut Anwar, Amerika masih rentan karena data-data ketenagakerjaan tidak seperti yang diharapkan. Eropa mengukuti gaya Amerika, sehingga nilai ekonomi yang dimiliki juga sama. Lebih lanjut, untuk mendorong laju perekonomian, Eropa mesti mengikuti gaya Amerika sehingga dapat membuat daya saing.
“Eropa saat ini domestik demainnya meningkat dan kepercayaan domestik dalam negeri juga meningkat. Hal ini memberikan angin segar bagi pertumbuhan ekonomi di Eropa” tuturnya.
Sementara itu, kata Anwar, Jepang tumbuh terbatas karena persoalan domestiknya. Sedang India tetap tumbuh tinggi namun karena permintaan ekspor melambat dan inflasi yang tidak terlalu tinggi, mereka menurunkan suku bunganya menjadi 50 bits.
Halaman 2
“Itu dari eksternal, selain itu dari sisi domestik dapat dilihat optimisme investor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dicerminkan oleh belanja modal pemerintah yang meningkat . Di harap pada tahun 2016 dapat berjalan dengan baik. Memang kita bisa berbahagia setelah kita mendapat tekanan di bulan oktober. Karena diawal oktober mengalami penguatan” lanjutnya.
Jadi kata Anwar, ini merupakan konstribusi kebijakan yang dilakukan oleh BI. Paket kebijakan satu maupun dua. Dimana untuk jangka pendek berusaha dalam menjaga stabilitas Nilai tukar rupiah melalui tiga pilar masing-masing kebijakan stabilitas rupiah, menjaga kecukupan lingkup rupiah dan mengelolah supply demand valas.
“BI mengakui bahwa harus ada yang jelas jika ini adalah tindakan yang mempengaruhi rupiah dan menekan potensi pelemahan rupiah, ditengah deman yang meningkat BI akan atur”pungkasnya.