Berbagai benang yang dipakai oleh para perajut untuk Bom Benang. (Foto: Iskandar Achmad/GoSulsel.com)

Komunitas Quiqui’ Usung Tema “Kunang-Kunang” untuk Jakarta Biennale 2015

Kamis, 22 Oktober 2015 | 15:46 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Iskandar Achmad - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Komunitas Quiqui’ Makassar sedang menggelar pembuatan Bom Benang. Bom benang ini rencananya akan dibawa ke Jakarta Biennale 2015 di Jakarta, November nanti, yang akan melibatkan semua komunitas perajut secara nasional.

“Jadi untuk kali ini kita diundang ke event Jakarta Biennale, pameran seni rupa yang digelar sama Jakarta. Jadi yang dibawa nanti ke Jakarta Biennale nanti adalah sama seperti apa yang kita bikin bom benang dan metode kerjanya juga sama. Bedanya ada sama tantangannya,” ucap Fitriany A Dalay, salah seorang anggota Komunitas Quiqui’, Kamis (21/10).

pt-vale-indonesia

Adapun tantangan yang dianggap oleh Piyo, sebutan akrab Fitriani, adalah perbedaan budaya.

“Tantangan ada pada lokasi yang berbeda, kita di Makassar yang kita tau budaya Makassar. Jadi tantangan kalau kita berpindah lokasi, kita harus bernegosiasi ulang. Jadi ceritanya kita sudah menghafal lingkungannya. Kalau di Makassar kita bikin bom benang, mau dimana saja bahasanya sama budayanya sama. Jadi kalau di Jakarta, kita mulai baru lagi,” lanjut Piyo.

Di event Bom Benang ini, ada beberapa orang yang terlibat, mulai dari Komunitas Quiqui’ sampai perajut dan yang bukan perajut.

Halaman 2
Ibu-ibu yang ikut merajut untuk Bom Benang. (Foto: Iskandar Achmad/GoSulsel.com)

Ibu-ibu yang ikut merajut untuk Bom Benang. (Foto: Iskandar Achmad/GoSulsel.com)

“Nah, tahun ini kita mengundang semua perajut untuk boleh bergabung, baik perajut sendiri dan yang biasa merajut di luar dan juga bukan perajut. Bagi teman-teman yang bisa merajut di luar komunitas, bisa mengirimkan karyanya seperti bunga, daun, keping, dan kupu-kupu. Yang berhubungan dengan taman,” jelas Piyo.

Jadi karya yang ditampilkan di Jakarta Biennale ini nantinya akan dirangkai jadi sebuah taman bunga.

“Kegiatan ini juga dibantu teman-teman volunteer yang ingin bergabung dan ada juga yang tidak mempunyai skill merajut bisa membantu dengan cara lain misalnya Aden, dia membantu dokumentasi,” kata Piyo.

Tema besar dari Jakarta Biennale adalah “Air” dan mempunyai hastag MajuKenaMundurKena. Jadi para seniman yang diundang pasti punya tema sendiri yang akan diusung di Jakarta Biennale.

Halaman 3
Laki-laki yang juga ikut merajut dalam event Bom Benang. (Foto: Iskandar Achmad/GoSulsel.com)

Laki-laki yang juga ikut merajut dalam event Bom Benang. (Foto: Iskandar Achmad/GoSulsel.com)

“Kalau Quiqui’ sendiri temanya itu adalah kunang-kunang. Jadi rajutan akan kita buat menjadi glow in the dark. Jadi kalau siang nampak seperti taman bunga dan kalau malam menjadi kunang-kunang,” ungkap Piyo.

Tema kunang-kunang ini sangat berhubungan dengan udara dan air yang bersih dan ini juga salah satu kritik untuk Jakarta. Untuk persiapan bom benang untuk Jakarta Biennale ini sudah 3 bulan. Dan rencana keberangkatannya Minggu (15/11).


BACA JUGA