Toko Harmonis, dari Era Orde Lama hingga Reformasi
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Di antara berbagai toko yang berdiri di Pasar Sentral, ada 1 toko yang cukup melegenda di kota ini. Toko ini cukup dikenal oleh anak-anak sekolah formal dari level dasar hingga atas. Tapi mungkin tak banyak yang tahu kalau toko ini awalnya bukan berdiri di Pasar Sentral dan telah ada sejak jaman orde lama.
Harmonis mulai dirintis di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, pada tahun 1968. Namun sebelum itu, mertua H Buhari selaku pendiri Harmonis menjalankan usahanya sebagai tukang jahit dan bordir pakaian di lokasi itu.
“Awalnya mulai dari menjahit (bordir) hingga akhirnya merintis usaha dengan mendirikan toko pakaian di sana. Banyak prajurit AKABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) menjahit pakaiannya di sini seperti menempel lambang, menjahit pakaian yang sobek hingga membuat baju,” kisah H Akkas, pengawas sekaligus orang terdekat pemilik toko ini, kepada GoSulsel.com, Senin (26/10/2015).
Hingga akhirnya pemerintah menegaskan agar pakaian seragam sekolah mesti didirikan dan tidak dijual di dalam sekolah. Hal itu membuat H Buhari merasa diberi kesempatan. Akhirnya toko keduanya hadir di Pasar Sentral Makassar di tahun 70-an hingga saat ini dengan konsep yang sama yakni menjual pakaian aparatur negara dan jualan barunya berupa seragam sekolah.
Adapun bahan-bahannya, H Buhari mengambilnya dari Pasar Sentral itu sendiri. Bahan itu diolah jadi pakaian jadi oleh beberapa karyawan yang mahir dalam mendesain pakaian. Namun untuk sepatu dan yang lainya yang terbuat dari kulit dipesan langsung dari Jawa.
Halaman 2
“Bahannya kita ambil sendiri di Pasar Sentral. Kainnya saja kita olah hingga akhirnya jadi pakaian, topi, dan lain-lain. Tapi tidak termasuk sepatu, ikat pinggang, dan lainnya,” tambah lelaki berumur 73 tahun ini.
Banyaknya pesaing yang lebih modern tidak membuat toko ini ragu akan pelanggannya. Hal itu ditegaskan oleh H Akkas kepada GoSulsel.com. Meski ada rasa cemas, namun hal itu kembali ke persoalan bagaimana mengemas produk yang baik agar tetap high class.
Akkas menjelaskan, usaha yang kini dilanjutkan oleh anak H Buhari yang ke-6 bernama H Lukman ini kerap dikunjungi di waktu-waktu tertentu. Seperti tahun ajaran baru, penerimaan institusi militer dan aparatur negara, dan sehabis hari raya.