
RW Monginsidi, Nyong Manado yang Patungnya Berdiri di Makassar
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Rimbunnya pohon di area tempat berdirinya patung di taman perempatan Jalan Mesjid Raya dan Jalan Gunung Bawakaraeng menghalangi pandangan pengguna jalan untuk melihat sosoknya secara jelas. GoSulsel.com sendiri mencoba melihat secara langsung ukiran nama serta tahun didirikannya. Namun dari jarak sekitar 1 meter, ukiran itu belum jelas. Setelah berjarak sejengkal, barulah bisa terbaca. Tapi harus meraba terlebih dulu tiap huruf di bawah kaki patung pahlawan nasional itu terlebih dulu.
Patung ini didirikan 2 April 1985 oleh H A Sose. Sedangkan peresmiannya pada 10 November 1985 oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Surono Reksodimedjo, yang bertuliskan “Pimpinan Kelasyikaran Harimau Indonesia”. Sang patung merupakan hasil adaptasi sosok Robert Wolter Monginsidi. Namun, sebagian warga mengira patung itu adalah patung pahlawan asal Jawa yang merintis Tentara Nasional Indonesia di tahun 1947.

“Saya kukira patungnya Jenderal Soedirman itu karena agak mirip bela mukanya di patung,” sangka Ci’ Nono, salah seorang warga sekitar Jalan Mesjid Raya, kepada GoSulsel.com, Kamis (29/10/2015).
Keberadaan patung RW Monginsidi ini mendapat perhatian yang sangat baik dari pengunjung Pompa Bensin yang bersebelahan dengan patung itu.
“Meski lahirnya di Manado dan bukan orang asli Makassar atau Sulawesi Selatan, tapi dia rela memperjuangkan Indonesia khususnya Makassar. Dia berada di Makassar saat diproklamirkannya kemerdekaan indonesia,” kata Suprianto, pengunjung Pom Bensin itu.
Halaman 2

Untuk mengetahui keterangan tentang patung RW Monginsidi pada ukiran ini, butuh juga untuk merabanya. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)
Pahlawan yang lahir di Manado ini mengeyam pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga atas di Sulawesi Utara. Ia pernah diangkat sebagai guru di Liwitung, Minahasa, Luwuk, hingga Makassar. Lantas wafat sebagai pahlawan nasional melawan Belanda dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Makassar pada 5 September 1949.
RW Monginsidi dianugerahi sebagai Pahwalan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 6 November 1973. Ia juga mendapatkan penghargaan tertinggi negara ini yakni Bintang Mahaputera. Namanya pun diabadikan dalam KRI Wolter Monginsidi dan Yonif 720/Wolter Monginsidi sebagai penghargaan atas usahanya membela negara.
Namun segala penghargaan itu jadi buram ketika menyaksikan kondisi patungnya yang tak terurus di sudut jalan. Seperti menyengatnya bau amoniak di sekitarnya.