Telepon umum di Makassar
Telepon umum atau telepon koin yang kini sudah ditinggalkan dan tak terawat. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Telepon Koin, “Fosil” Komunikasi Era ’90-an di Pinggir Jalan Makassar

Minggu, 08 November 2015 | 12:14 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Di era ’90-an, salah satu sarana komunikasi lokal masyarakat kota yang kerap digunakan adalah telepon umum. Karena awalnya harus memasukkan koin untuk bisa terhubung dengan nomor tujuan, maka telepon ini biasa juga disebut telepon koin.

Seperti halnya Makassar, telepon koin dulu cukup banyak dibangun di pinggir jalan seperti Jl Masjid Raya, Jl Ratulangi, Jl Pasar Ikan, dan Jl Emmy Saelan. Pada hari tertentu, orang-orang mengantri menggunakan fasilitas umum ini. Apalagi malam Minggu. Para remaja jaman itu sering terlihat mengantri untuk menelepon kekasihnya.

pt-vale-indonesia

Namun, seiring perkembangan sarana komunikasi, pertumbuhan ekonomi, dan kemudahan bea masuk barang impor, orang-orang lantas beralih ke telepon selular. Akhirnya, telepon koin tak dihiraukan lagi. Kini, telepon koin yang tersisa bak fosil di pinggir jalan.

“Tidak adami yang pake itu telepon koin karena sekarang kita sudah canggih. Adami handphone yang nyatanya lebih bermanfaat,” ujar Yasin, pedagang asongan di sekitar telepon umum yang terletak di Jl Ratulangi, kepada GoSulsel.com, Rabu (04/11/2015).

Dari pengamatan GoSulsel.com terhadap beberapa “fosil” ini, tampak fasilitas yang pernah berjaya ini sangat tak terawat. Ada yang hilang teleponnya, ada yang gagangnya tak ada, corat-coret di dindingnya, hingga sampah daun dan kayu yang berada di dalam boks koin dari telepon koin.

Halaman 2
Telepon umum di Makassar

Telepon umum yang terletak di Jl Ratulangi. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

“Kalau tidak salah ada 5 itu TU (Telepon Umum) di situ. Tapi tidak tau di mana semuami. Mungkin ada yang ambil. Apalagi itu yang satunya tidak bisami nyala,” ujar Daeng Dadang, suami pedagang asongan yang biasa nangkring di bawah pohon dekat patung Sultan Hasanuddin yang berdiri di depan Fort Rotterdam.

Menurut Dadang, telepon koin yang berada di depan depan Fort Rotterdam, Jl Ujungpandang, itu sudah mulai tak terpakai sejak 2009. Pasalnya, telah banyak telepon selular dengan harga murah yang bisa didapatkan di tahun itu, mulai dari CDMA hingga GSM.


BACA JUGA