Patte-Patte
Permainan patte'-patte' yang dijajakan di Anjungan Pantai Losari. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Yuk! Kita ke Losari Main Patte’-Patte’

Kamis, 12 November 2015 | 15:05 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Salah satu tempat untuk menemukan permainan klasik anak-anak kota ini adalah Anjungan Pantai Losari. Di sini, Anda bisa menyaksikan mainan patte’-patte’ melayang di udara pada malam hari.

Para penjual mainan tradisional ini pun berlomba untuk gaet pembeli dengan cahaya kelap-kelip yang melekat di permainan itu. Salah satunya Irmawan. Ia yang akrab disapa Mas Irmawan ini sudah setahun menjual permaian kayu berukuran 11 cm dengan pelontar yang juga terbuat dari kayu bambu ini di Anjungan Losari.

pt-vale-indonesia

“Sudah setahun saya jualan di sini, sebelum Losari ini dirombak,” ujarnya dengan aksen Jawa kepada GoSulsel.com, Rabu (11/11/2015).

Setiap malam, Mas Irmawan beserta kerabatnya mengunjungi Pantai Losari dengan membawa jualan mereka. Target pasar mereka anak-anak yang berada di sekitar Losari. Satu patte’-patte’ dihargai Rp 10 ribu.

Meski namanya patte’-patte’, namun ternyata mainan ini sebagian diproduksi di Pulau Jawa. Sebagian lagi diproduksi di Makassar namun yang membuatnya tetap orang Jawa.

Halaman 2

“Kalau order lagi, modalnya banyak. Mending buat sendiri dan ternyata gampang sekali. Cukup cari bambu, dibuat menyerupai ketapel, lalu anak panahnya diberi lampu dan plastik seperti sayap belalang dalam jumlah yang banyak. Sehari bisa bikin sekitar 3 lusin,” tambahnya.

Biasanya, patte’-patte’ yang dibuat oleh Mas Irmawan laku keras dengan menjual grosiran ke daerah-daerah yang ada di Sulawesi Selatan, seperti Bone, Sinjai, dan Bantaeng.

Namun sayang, kini permainan itu hanya sedikit dimainkan oleh pengunjung Anjungan Pantai Losari.

“Sehari yah paling cuma 5-7 buah yang laku. Itupun kadang-kadang saja. Biasa juga tidak ada pembeli sama sekali,” katanya.

Meski di Anjungan tidak terlalu mendapat perhatian konsumen, namun Mas Irmawan tetap bersyukur karena usahanya itu masih laku di daerah-daerah tadi.(*)


BACA JUGA