
Kambing-Kambing Pottele’ & “Kupu-Kupu Malam” Utara Makassar
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Bagi penduduk sebelah utara Makassar mungkin tak asing lagi dengan Kambing-Kambing Pottele’. Penganan yang bertekstur kenyal dan rasanya gurih ini bisa dijumpai di Jl Barukang Raya. Jika telah tiba di jalan itu, bertanya saja ke warga sekitar di mana mendapatkan jajanan ini. Mereka akan menjelaskan dan menuntun Anda menuju lokasi itu.
Kambing-kambing Pottele’ ini sejenis gorengan yang berbahan dasar tepung terigu dan sedikit penyedap. Ke dalamnya pula ditambahkan potongan daun bawang sebagai perasa khas dari gorengan itu. Namun, ada yang berbeda dengan penggunaan nama “pottele” yang disandangnya. Nama itu sendiri berasal dari bahasa Makassar yang artinya “wanita malam”.

“Diberikannya nama Kambing-Kambing Pottele’ tersebut bermula atas kunjungan pengunjung yang iseng karena kuliner tersebut buka hingga tengah malam. Ibarat perempuan yang menunggu pengunjung,” ujar Andi Erika, salah seorang pelanggan Kambing-Kambing Pottele’, kepada GoSulsel.com, Minggu (25/11/2015).
Namun, ada versi berbeda yang diutarakan oleh pelanggan lain yang biasa berada di area ini hingga malam hari.
“Dinamakan Kambing-Kambing Pottele’ karena kalau larut malam di sini, banyak keluar perempuan-perempuan yang berpakaian minim. Mereka menjaga jualan Kambing-Kambing Pottele’ ini. Dan biasanya ada transaksi seks,” ungkap seorang pelanggan yang enggan disebutkan namanya.
Halaman 2

Para penjual Kambing-Kambing Pottele’ sedang menggoreng jajanannya. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)
Dari banyaknya penjual yang berjejeran, Colleng adalah salah seorang pedagang Kambing-Kambing Pottele’ di lorong ini. Harga yang ditetapkannya relatif terjangkau yakni Rp 1 ribu untuk 4 biji. Colleng menyediakan piring kecil untuk alas sambalnya dan satunya lagi disajikan untuk gorengan yang masih hangat.
Colleng menjelaskan, kalau dirinya bahkan sampai kewalahan dalam menjajakan jajanan ringan ini. Maklumlah, bukan hanya harganya yang murah, rasanya yang legit dan gurih ini bisa dijadikan lauk untuk makan malam bersama keluarga.
“Jajanan favorit warga Barukang dan sekitarnya ini, buka dari pukul 5 sore hingga pukul 3 malam. Tak jarang para pemuda-pemudi di sekitaran jalan ini menyempatkan waktu untuk ngobrol sambil menikmati gurihnya Kambing-Kambing Pottele’. Dan tak sedikit dari mereka yang singgah hingga lupa waktu,” ujarnya.
Dari sebagian penjual yang notabene warga Barukang, seperti Dharma dan Sarinah, menjelaskan, pendapatan hasil jualan Kambing Pottele’ sudah bisa menghasilkan keuntungan yang membantu keuangan keluarga. Seperti membiayai anak sekolah, membeli perabotan rumah tangga, dan biaya hidup sehari-hari.(*)