Pasar Lelong, Jl Rajawali, Sumber Ikan di Makassar, Ikan Hotel di Makassar, Nelayan Pangkep
Suasana hiruk-pikuk di Pasar Lelong yang telah ramai sejak subuh. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Pasar Lelong, Entak Nyenyak Makassar Sejak Subuh

Minggu, 15 November 2015 | 08:30 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar,GoSulsel.com – Bau amis dan becek sudah jadi kondisi sehari-hari di Pasar Lelong. Pasar yang namanya berasal dari kata “lelang” ini terletak di Jl Rajawali. Sejak subuh, pasar ini telah ramai hingga sore hari. Para ibu rumah tangga pun jadikan pasar ini sebagai idola mereka. Tiada lain karena harga ikan-ikannya yang murah.

Puluhan nelayan menyandarkan kapal kecil (jolloroq)-nya di dermaga dengan membawa tangkapan yang sangat banyak. Kapal-kapal yang datang dari Kabupaten Pangkajene Kepulauan itu membawa ikan seperti Lure, Teri, Mairo, Sibula, Katombo, Banyara’, Cakalang, dan Cumi-cumi.

“Ikan tersebut didapat dari area kepulauan Pangkep. Kebanyakan dari sana hasil tangkapan ikan kita lalu dijual di sini dengan harga yang cukup murah. Biasanya paling murah itu berkisar Rp 50 ribu 1 keranjang sekitar 5 kilo, sampai Rp 300 ribu. Tapi kalau musimnya. Kalau tidak, apalagi musim hujan dan bulan purnama, biasanya harga ikan juga semakin tinggi,” tutur Muh Idris, nelayan sekaligus penjual ikan di Pasar Lelong, Kamis (05/11/2015).

Menurut Idris, nelayan memperoleh ikan dari kapal besar yang berada di tengah laut. Lalu jolloroq menghampiri dan membeli ikan dari kapal besar dengan harga yang sangat murah. Setelah dibelinya, barulah dibawa ke dermaga untuk dijual kembali kepada pedagang ikan di pasar dan warga yang ingin membeli secara langsung.

Ditanya soal pendapatan, nelayan terlihat bingung untuk menjelaskan nominal yang mereka peroleh. Hingga akhirnya salah 1 anak pemilik kapal menghampiri GoSulsel.com sambil menjelaskan pendapatan dari para nelayan.

Halaman 2

“Pendapatan nelayan itu kadang banyak kadang juga sedikit, tergantung dari cuaca. Biasanya nelayan itu melaut 20-23 hari mencari ikan di tengah laut. Nah, hasil tangkapannya itu dijual. Dan setelah dijual, uangnya dibagi 3, 1 untuk pemilik kapal, 1 untuk biaya maintenance-nya kapal, lalu nelayan. Itupun dibagi lagi sesuai jumlah nelayan. Tapi biasanya ada juga yang dibagi 2-ji, pemilik dan nelayan. Karena pemilik juga biasanya nelayanji,” ujar Haminudin kepada GoSulsel.com, Kamis (12/11/2015).

Haminuddin menjelaskan, terkadang harga ikan sangat melambung tinggi dipengaruhi oleh cuaca, seperti hujan. Biasanya itu terjadi di bulan 12 hingga bulan 3. Selebihnya aman saja. Namun tetap waspada kalau terang bulan.

“Kalau hujanki, jelas tidak ada nelayan pergi melaut. Itu sama saja mereka menggali lubang untuk dirinya sendiri,” tambahnya.

Hasil ikan yang ada di Pasar Lelong ini biasa jadi tempat para pegawai atau koki hotel untuk mengambil ikan segar kala subuh. Ikan-ikan itu lantas menjadi menu makanan di hotelnya. Dan sebagian lagi diambil oleh pedagang ikan keliling dan pasar di wilayah lainnya.

Ini foto-fotonya:

Halaman 3

Pasar Lelong, Jl Rajawali, Sumber Ikan di Makassar, Ikan Hotel di Makassar, Nelayan Pangkep

 

Halaman 4

Pasar Lelong, Jl Rajawali, Sumber Ikan di Makassar, Ikan Hotel di Makassar, Nelayan Pangkep

 

Halaman 5

Pasar Lelong, Jl Rajawali, Sumber Ikan di Makassar, Ikan Hotel di Makassar, Nelayan Pangkep

 

Halaman 6

Pasar Lelong, Jl Rajawali, Sumber Ikan di Makassar, Ikan Hotel di Makassar, Nelayan Pangkep

 

Halaman 7

Pasar Lelong, Jl Rajawali, Sumber Ikan di Makassar, Ikan Hotel di Makassar, Nelayan Pangkep

 

(*)


BACA JUGA