Pasar Pa’baeng-Baeng, “Pasar Tumpah” Kala Petang di Jl Alauddin
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Ada 1 pasar yang sangat terkenal dan jadi lokasi tempat jual beli penduduk di Jl Alauddin dan sekitarnya. Pasar ini jadi tempat yang sangat ramai di petang hari. Namanya Pasar Pa’baeng-Baeng.
Pasar ini juga sering dijuluki dengan istilah “pasar tumpah”. Pasalnya, pasar yang sudah ada sejak tahun 1960 atau akhir 1950-an ini begitu ramai oleh sebagian orang yang baru pulang kerja. Dan juga beberapa penjual yang melumer hingga ke jalanan. Bahkan ada juga yang berjualan di atas kanal. Hal ini membuat berbagai kendaraan di lokasi ini macet total tiap sore.
“Kalau pulang kerja, saya singgah dulu ke pasar ini untuk kebutuhan keluarga. Tidak
ada yang bisa berbelanja, biasanya sama bapak. Tapi berhubung bapak lagi keluar
kota, jadinya saya sendiri yang berbelanja,” ujar Ibu Tsanawiyah, salah seorang pegawai pemerintahan, kepada GoSulsel.com, Sabtu (15/11/2015).
Aktivitas pasar ini sangat ramai sedari sore hingga jelang malam karena banyak penjual yang memberi harga miring dengan alasan ingin cepat pulang untuk mempersiapkan dagangannya esok hari.
“Kalau soremi saya pak, kujual murah mami jualanku. Jangan sampai busuk dan
dibuangji akhirnya. Jadi terpaksa kita jual murah. Sama halnya ini mangga, Rp 10 ribu yang biasanya dapat 4 biji, saya kasi mami 7 biji Rp 10 ribu. Yang penting adami sedikit untung didapat,” ujar Dg Sijayya, penjual buah.
Halaman 2
Begitupun dengan pedagang ikan, H Diana. Karena takut tak segar lagi, akhirnya
beliau memutuskan untuk menjual dengan harga yang sangat murah. Ketimbang
harus membawa pulang dengan keadaan sudah tak segar lagi.
“Begituji itu pedagang dek, dikasi murah mami. Daripada busukki. Tapi kalau yang
jual kue kering, telur, bawang, enakji ka tidak busukji. Kalau kita harus mentongki
banting harga,” ujar H Diana.
Sebagian pedagang yang mencari penghasilan dengan menjual hasil pangan di pasar ini merupakan warga Makassar dan warga kabupaten Gowa. Hal itu bisa dilihat dari dagangannya. Seperti halnya sayur, yang notabene diperoleh dari Malino, Kabupaten Gowa, dan Ikan sendiri yang diambil dari Pasar Lelong.
“Oh, kalau barang barang di sini itu ditauji asalnya. Kalau sayur, pasti daerah
Malino. Kalau ikan, pasti daerah pelabuhan. Nah, di sini taccampurmi pedagangka.
Adami dari Malino, ada tommi dari warga Makassar asli,” ujar Imran, pedagang ikan
di Pasar Pa’baeng-Baeng.
Ini foto-foto yang lain:
Halaman 3
Halaman 4
(*)