Akurnya Ragam Etnis di Pasar Bacan
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Di tengah padatnya ruko dan rumah peribadatan, ada 1 titik di Jl Bacan yang dipenuhi oleh warga Tionghoa di pagi hari. Lokasi itu adalah Pasar Bacan. Dulu, warga Makassar pada menyebutnya pasar yang terletak di kawasan Pecinan ini dengan nama Pasar China. Itu karena banyak warga Tionghoa yang bermukin di tempat itu. Dan belakangan pasar ini banyak berpindah tempat, namun tetap berada di wilayah Pecinan.
“Dulunya ini pasar sudah berapa kalimi pindah karena banyak warga di sini yang tidak setuju depan rumahnya dijadikan pasar. Akhirnya kita pindah. Pindahnya juga di sekitar siniji. Setahuku ada 3 kali. Terakhir di sinimi di Jl Bacan,” ujar Dg Tayang yang telah menjual sekitar 40 tahun di pasar ini, kepada GoSulsel.com, Sabtu (14/11/2015).
Di Pasar Bacan sehari-harinya Anda bisa dapatkan berbagai kebutuhan seperti seafood, daging, sayur-mayur, rempah-rempah, dan banyak lagi. Pasar yang jadi salah satu tujuan warga Tionghoa di sekitar kawasan Pecinan ini mulai beraktivitas dari pukul 6 pagi hingga pukul 1 siang tiap hari. Para pedagangnya menggunakan tenda-tenda dan balai-balai agar mudah berpindah-pindah.
“Orang yang menjual di sini ramainya itu jam setengah 7 atau jam 7 pagi. Tapi sebelumnya, pedagang adami di lokasi sekitar jam 5 subuh. Mulai dari pedagang Makassar, pedagang China, juga ada tommi yang buka rukonya menjual daging asap. Setelah itu, barumi kita pattasa’ (membersihkan dan mengangkut barang) jualanta’ jam 12 siang karena Jl Bacan dipakemi lagi untuk jalanan umum, motor, mobil. Yah, samaji dengan jalan yang biasanya,” terang Dg Tayang yang menjual beragam jenis sayuran dan rempah di Pasar Bacan ini.
Halaman 2
Sehari-hari pedagang di pasar ini membayar Rp 11 ribu ke pemerintah kota. Dana itu sebagai pajak juga pembayaran jasa angkut balai-balai yang digunakan para pedagang.
Menurut informasi yang dihimpun oleh GoSulsel.com dari pedagang-pedagang di Jl Bacan, Pasar Bacan sudah ada puluhan bahkan seratus tahun yang lalu. Meski lokasinya berada di tengah pemukiman Tionghoa, namun para pedagang mayoritas warga beretnis Bugis Makassar. Di sini, Anda bisa menemukan Makassar yang lain karena yang mayoritas adalah konsumen beretnis Tionghoa sedangkan para pedagangnya yang tak banyak didominasi warga beretnis Bugis Makassar. Di pasar yang sangat bersih ini kita bisa menyaksikan betapa akurnya interaksi mereka.
Berikut foto-fotonya:
Halaman 3
Halaman 4
Halaman 5
Halaman 6
(*)