Tiingkatkan minat baca anak, USAID Prioritas meluncurkan program hibah buku berjenjang.
#

USAID Luncurkan Program Hibah Buku & Pelatihan di Sulsel

Jumat, 20 November 2015 | 18:31 Wita - Editor: Baharuddin - Reporter: Citizen Reporter

Halaman 1

Sidrap,GoSulsel.com  – Dalam rangka  menumbuhkan keterampilan literasi anak-anak,  USAID Prioritas meluncurkan program hibah buku berjenjang. Di Sulsel 720 ribu buku akan disalurkan. Selain hibah buku, Lembaga ini juga akan melatih penggunaannya.

Hibah buku diluncurkannya setelah dalam penelitian Early Grade Reading Assessment atau EGRA yang dilakukan USAID menemukan bahwa kemampuan membaca siswa-siswa Indonesia masih rendah, terutama dalam pemahaman terhadap teks.

pt-vale-indonesia

“Banyak siswa lancar sekali membaca, namun ketika ditanya isinya,  tidak bisa menjawab, padahal inti membaca adalah pemahaman itu sendiri,” ujar Amir Malarangan, penanggung jawab program EGRA dari USAID PRIORITAS Sulsel.

Buku hibah tersebut akan disebarkan ke sekolah-sekolah di Sulsel di 12 kabupaten/kota yaitu Makassar, Takalar, Bantaeng, Maros, Pangkep, Parepare, Pinrang, Sidrap, Enrekang, Wajo, Bone, dan Toraja. Masing-masing kabupaten akan menerima 80 -120 paket buku untuk disalurkan ke sekolah. Satu sekolah mendapatkan satu paket buku berisi 600 buku dan pelatihan penggunaannya.

Penjajakan  hibah buku dan pelatihan penggunaan buku telah dilakukan oleh tim USAID. Kota yang pertama kali didatangi adalah Sidrap yang baru saja meluncurkan program ambisius  menjadi kota baca.

Halaman 2

“Kami sangat mengapresiasi program pendidikan yang diluncurkan oleh USAID.  Terbukti guru-guru yang pernah dilatih oleh USAID sangat bagus kualitasnya. Apalagi program membaca ini sangat bersesuaian dengan program kami menjadikan kota ini kota budaya baca,” kata sekretaris daerah Sidrap Ruslan di Kantor Dinas Pendidikan Sidrap.

Penggunaan buku-buku yang disumbangkan tersebut diharapkan bisa langsung diintegrasikan dengan pembelajaran di kelas.

“Buku ini bukan digunakan untuk kegiatan ekstra kurikuler, tapi harus diintegrasikan dengan pembelajaran baik tematik, bahasa Indonesia atau lainnya,”  ujar penanggung jawab dalam program hibah buku ini di Sulsel, Hamsah.

Indonesia merupakan negara tingkat literasinya sangat rendah. Hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) menyebut, budaya literasi masyarakat Indonesia pada 2012 terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara tersebut.

Statistik UNESCO 2012 juga menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca. Angka UNDP juga mengejutkan bahwa angka melek huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5 persen saja. Sedangkan Malaysia sudah 86,4 persen.

Citizen Reporter: Mustajib – Humas USAID