Susuri Jejak Serdadu Nippon di Pulau Lakkang
Halaman 1
Makassar, Gosulsel.com – Selain wisata alam, di Pulau Lakkang Anda juga bisa berwisata sejarah. Pasalnya, pulau ini adalah salah satu area persembunyian para serdadu Jepang dari kejaran Belanda pada jaman kolonial.
Daeng Nyampa’ (78) yang merupakan warga asli Pulau Lakkang berbagi cerita kepada GoSulsel.com. Sosoknya telah dipercaya warga sekitar sebagai orang pintar di pulau itu. Dilihat dari garis keturunan, ia adalah keturunan ke-3 dari pemimpin Pulau Lakkang.
Dalam penuturannya, dulu pulau ini dipenuhi ratusan tentara Jepang yang saat itu bersembunyi.
“Kisahnya ini sudah lama sekali, waktu Dg Rilakkang masih menjabat sebagai salah satu orang yang terhebat yang menjaga pulau ini dahulunya. Banyak tentara Jepang yang singgah di pulau ini. Awalnya sebagai tempat persembunyian lalu menjadi markas utama. Hingga akhirnya berbaur bersama para penghuni asli pulau ini, itumi, warga Tallo,” Dg Nyampa’ berkisah kepada GoSulsel.com, Rabu (25/11/2015).
Lebih lanjut, kata ia, asal mula tentara Jepang datang ke sini untuk mencari tempat yang aman untuk mengatur siasat. Saat itu para tentara Jepang datang dan mampu mengambil hati warga pulau dengan menerapkan berbagai pendidikan dan cara bertahan hidup dari kelaparan. Saat itu pula, Nippon bermukim di lokasi itu.
Halaman 2
“Jepang itu datang ke sini awalnya cari tempat mengatur siasat. Tapi karena akrabmi sama warga di sini, akhirnya sepertimi tetangga. Melakukan aktivitas bersama dan macam-macam. Ini menurut cerita kakek dan bapak saya waktu itu,” ungkapnya.
Salah satu situs peninggalan serdadu Jepang itu adalah bunker (terowongan). Terowongan ini jadi tempat berlindung para serdadu dan warga lokal pulau itu saat diserang oleh Belanda. Ukurannya cukup membuat sesak. Soalnya, ruangan itu cuma bisa disinggahi 4 hingga 6 orang dewasa saja.
“Di situmi dulu tempatnya bersembunyi tentara Jepang. Saat itu kan diserangki’ sama Belanda. Karena Belanda mau menjajah juga. Saling tembak menembakmi di sini. Rumah warga di sini juga dulu dibakar semua untuk habiskan warga Tallo yang bermukim di sini (ceritanya mau diambil alih oleh Belanda),” katanya.
Lamanya peperangan itu membuat Jepang harus memilih mundur karena terjadi bom atom yang menggasak habis Kota Nagasaki, Agustus 1945. Saat itu pula mereka berkemas hingga akhirnya mengosongkan Pulau Lakkang dan meninggalkan warga Tallo yang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri.
Halaman 3
Sekarang masih tampak jelas berbagai sarana bekas peninggalan Jepang yang masih jadi daya tarik wisatawan dari luar, khususnya warga Makassar sendiri. Mulai dari terowongan Jepang, alat perang dan peluru bazooka.
Namun sayang, situs sejarah ini tampak tak terlalu diperhatikan oleh warga sekitar. Itu terlihat dari banyaknya daun dan sampah plastik di dalam terowongan. Serta bunker yang berjumlah 7, hanya 1 yang bisa kita temui. Itu karena sebagian terowongan sudah ditimbun oleh warga untuk membangun tempat tinggal.(*)