Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Joko, pemilik Pallubasa Kuda di Jl Mallengkeri (samping lampu merah perbatasan Gowa dan Makassar), mengaku dagangannya berbeda dengan yang lain. Pasalnya, untuk pengolahan isian Pallubasa Kuda buah tanggannya yang dipatok seharga Rp 15 ribu per mangkuk itu, tak sembarangan. Daging kuda, menurutnya, kalau pengolahannya salah, maka rasanya juga tak enak.

“Banyak orang jual coto kuda, pallubasa kuda. Tapi biasa rasanya tidak enak, baru baunya juga masih ada. Kalau di sini memang kita olah dengan betul-betul dagingnya dicuci bersih terus ditambah dengan bumbu yang diracik sendiri. Jadi rasanya memang enak. Buktinya pembeli di sini kebanyakan dari kalangan menengah ke atas,” jelasnya dalam perjumpaan dengan GoSulsel.com, Selasa (01/12/2015).

Meski pallubasa adalah hidangan khas Makassar, namun yang mengidolakannya, khususnya racikan Joko, termasuk juga warga beretnis Tionghoa.

“Di sini saya jual pallubasa dari olahan daging kuda karena biasanya kalau pallubasa pake daging sapi. Jadi saya coba pake kuda, ternyata laku. Juga apalagi pembelinya kebanyakan dari orang Tionghoa,” ucap Joko.

Halaman 2

Selain rasanya yang gurih dan baunya yang tak amis, menurut Joko, para pelanggannya menyukai masakan ini juga karena khasiatnya. Ya, daging kuda memang terkenal sebagai penambah stamina.

“Yang saya tau, daging kuda itu punya banyak kasiat karena daging kuda tidak mempunyai banyak lemak. Beda dengan daging sapi. Apalagi kalau cara bikinnya diolah dengan benar. Pasti rasanya juga luar biasa enak dan tidak amis. Orang Tionghoa suka itu,” ujar Joko yang membuka usahanya sejak pukul 8 pagi hingga pukul 8 malam ini.

Berikut foto-fotonya:

Halaman 3

Halaman 4

 

(*)

---