Cakar, Cakar di Makassar, Baju Bekas di Makassar, Daimaru, Sejarah Cakar
Toko Daimaru yang terletak di Jl Andalas. Di sini, pengunjung bisa mendapatkan produk-produk fashion barang bekas. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Pasar Daimaru, Cerita dari Barang Baru Hingga Cakar

Rabu, 02 Desember 2015 | 09:51 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar,GoSulsel.com – Pecinta lingkungan atau yang ingin dapatkan barang dengan harga sedikit miring, bisa jadikan Pasar Daimaru sebagai destinasi. Pusat perbelanjaan yang terletak di Jl Andalas ini menjual aneka produk fashion bekas.

Ada banyak jenis cakar (cap karung)–sebutan untuk produk fashion bekas di Sulawesi Selatan–yang dijajakan di sini mulai dari tas, sepatu, celana jeans, baju kemeja, dan lain sebagainya.

pt-vale-indonesia

“Mauki cari apa, ada semua di sini. Pakaian, baju, celana, parfum, tas. Cari miki, adaji itu qta dapat,” terang salah seorang pemilik lodz, Jumriani, kepada GoSulsel.com, Selasa (01/12/2015).

Tiap harga yang tersedia di sini cukup bervariatif, mulai dari Rp 25 ribu hingga jutaan ribu rupiah. Meski agak sedikit mahal dari cakar-cakar yang lainnya di Kota Makassar, para pedagang di Daimaru punya alasan tersendiri.

“Iye, jelasmi mahal kita punya dari cakar di sebelah karena kita di sini sudah dicucimi. Jadi tinggal dipake. Baju kaos itu mulai dari harga Rp 25 ribu sampai Rp 150 ribuan. Celana mulai dari Rp 80 ribu sampai Rp 450 ribu (yang asli) dan jaket kulit itu mulai dari Rp 1,5 juta sampai Rp 5 juta rupiah,” ujar Baso pemilik lodz pakaian di lantai 2 Daimaru.

Halaman 2

Pakaian yang dijajakan di lokasi ini bisa dibilang tempat yang sangat populer di tahun ’80-an. Fungsinya tak berbeda dengan apa yang dijual saat ini. Di tahun itu, toko ini dikenal dengan rumah toko yang menjual berbagai pakaian baru layaknya Harapan Baru di Jl Gunung Latimojong. Konsep ini sempat menjadikannya toko yang sangat ramai di awal tahun 2000-an hingga tahun 2006.

Menurut salah seorang penanggung jawab Toko Daimaru, Hj Ita, ia diberi amanah oleh pemilik toko ini sejak tahun ’80-an hingga saat ini.

“Lamami ini bangunan. Saya di sini disuruhji jaga sama pemiliknya, Tony Condreng yang bermarga Tionghoa,” ungkap Hj Ita di sela kesibukannya melayani pelanggan.

Konsep lalu berubah di tahun 2006. Pengunjung pun kembali berduyung-duyung ke tempat ini. Mereka pun harus berdesak-desakan memilih barang. Namun sekarang ini sudah tampak berkurang. Hal itu diungkapkan oleh lodzman, Benbun (28), yang sudah 4 tahun berjualan sepatu di sini.

“Kita liat memang besar dan tidak berdesakan orang karena kurangmi yang datang. Beda waktu tahun 2000-an (hingga sekitar 2010). Biar anak sekolah banyak sekali datang cari sepatu, jaket, celana jeans. Tapi sekarang tidak begitu ramaimi,” Benbun bercerita.

Halaman 3

Meski dalam keadaan tak terlalu ramai, ternyata sebagian warga Makassar tetap menjadikan tempat ini sebagai salah 1 opsi. Terutama mereka yang suka mengoleksi berbagai pakaian langka, seperti jaket kulit Harley Davidson, sepatu koboy, atau tracking bekas yang terbuat dari kulit asli hingga ikat pinggang.

Barang-barang ini mulai masuk ke Sulawesi Selatan pada tahun ’80an dengan cara diselundupkan. Mereka masuk melalui pelabuhan Parepare hingga menyebar ke seluruh pelosok Tanah Daeng. Namun, saat ini cakar sudah bisa didapatkan bukan hanya di Parepare saja. Namun sudah bisa dijumpai di pasar-pasar tradisional yang ada di sekitaran Kota Mangkasara’.

Menurut kisah Hj Ita, Daimaru beroperasi sebagai toko yang menjual berbagai pakaian baru di tahun ’80-an. Hingga akhirnya sempat tak beroperasi alias tutup. Namun, di tahun 2003, toko ini mulai dibuka dengan memasarkan pakaian bekas hingga saat ini. Hal ini dibenarkan oleh Dg Istaba, daeng becak yang sedang menunggu penumpang di depan Daimaru.

“Saya pertama kali datang ke Makassar itu tahun ’80-an, buka memangmi ini toko. Tapi jualannya pakaian baru. Kayakji Harapan Baru dulunya. Setelah itu sempatki tutup, lumayan lama juga. Tahun 2000-an itu baru buka lagi, tapi cakarmi di sini,” kenang Dg Istaba’.

Berikut foto-fotonya:

Halaman 4

Cakar, Cakar di Makassar, Baju Bekas di Makassar, Daimaru, Sejarah Cakar

Halaman 5

Cakar, Cakar di Makassar, Baju Bekas di Makassar, Daimaru, Sejarah Cakar

Halaman 6

Cakar, Cakar di Makassar, Baju Bekas di Makassar, Daimaru, Sejarah Cakar

Halaman 7

Cakar, Cakar di Makassar, Baju Bekas di Makassar, Daimaru, Sejarah Cakar

 

(*)