Ilustrasi

Diduga Sering Dimarahi, Seorang ABG Nekat Gantung Diri

Jumat, 04 Desember 2015 | 00:31 Wita - Editor: Muhammad Seilessy - Reporter: Memed Slamet - Go Cakrawala

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Diduga kerap mendapat marah dari orang tuanya, seorang pelajar SMP kelas 1, mengakhiri nyawanya dengan jalan bunuh diri. Korban yang diketahui bernama Sintia (14), warga jalan Sunu, Kecamatan Tallo, Makassar, ditemukan tewas gantung diri di ayunan bayi, pada Kamis (3/12/2015) sekitar pukul 18.30 Wita.

Korban pertama kali ditemukan oleh adiknya dalam kondisi tidak bernyawa, hal tersebut dikemukakan oleh ibunya bernama Rosmawati (45), Jenazah anak ketiga dari 6 bersaudara ini ditemukan terlilit sarung yang biasa digunakan tempat ayunan adiknya.

pt-vale-indonesia

Sebelumnya dari pengakuan Rosmawati, sempat memarahi korban lantaran menjatuhkan telepon seluler milik kakak korban yang baru saja diperbaiki oleh bapaknya.”Saya sempat tegur dia. Karena na kasi jatuh ki hapenya kakaknya. Saya bilang, apami nanti nabilang bapaknu kalau na tauki hape yang baru na perbaiki bapaknu rusak karena nu bikin jatuhki” ujar ibu korban sambil menahan sedih.

Pihak Mapolsekta Tallo, yang tiba dilokasi kejadian sudah menemukan korban dalam kondisi disemayamkan. Kendati demikian pihak aparat melakukan penyelidikan dan hasilnya diketahui jika korban mengakhiri nyawanya dengan jalan gantung diri.

Halaman 2

“Akibat merusak HP korban merasa takut kemudian naik keatas rumah panggung milik orang tuanya, berselang beberapa menit kemudian korban mematikan lampu rumah bagian atas akan tetapi orang tua korban mengira dia sementara tidur, kemudian adik korban disuruh oleh ibunya untuk menyalakan lampu dan adik menemukan korban sudah tergantung di ayunan bayi yang terbuat dari sarung” ungkap Kapolsekta Tallo AKP Henki Ismanto, Kamis (3/12/2015).

Lebih lanjut Hengki, menjelaskan korban yang melakukan gantung diri dengan cara menyusun bantal sebanyak 3 (tiga) susun kemudian menginjak bantal tersebut kemudian memasukkan kepalanya dilubang sarung. Dari hasil visum diketahui terdapat luka lilitan sarung dileher korban akibat jeratan sarung yang digunakan untuk mengakhiri hidupnya.

Pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan otopsi hingga pihak kepolisian membuatkan surat penolakan otopsi. Rencananya, korban akan dikebumikan di Kabupaten Jeneponto.