Kedai Buku Jenny, Kedai Buku di Makassar, Jalan Wesabbe
Bobby di dalam Kedai Buku Jenny yang didirikannya bersama teman-temannya. (Foto: Muhaimin/GoSulsel.com)

Tentang Jenny & Kedai Buku Jenny di Jl Wesabbe

Selasa, 08 Desember 2015 | 10:37 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Mendengar nama Jenny, yang terbayang ialah sebuah raut wajah perempuan. Nama itu juga bisa mengantarkan kita ke lagu lawas “Jenny” yang dilantunkan oleh salah satu band asal Boston, Amerika Serikat, dengan genre power pop, yaitu Click Five.

Namun, nama Jenny bagi Bobby–panggilan akrab Zulkhair Burhan–dan kerabatnya adalah sebuah kedai buku milik bersama. Kedai Buku Jenny (KBJ) adalah sebuah rumah baca dengan konsep yang cukup unik. Di sana kita disajikan bermacam-macam buku bacaan dan dikombinasikan dengan musik juga.

pt-vale-indonesia

“Di sini bukan hanya baca dan menulis saja. Namun ada kegiatan lain yaitu diskusi, praktek kultural yang berkaitan dengan sosial dan politik. Seperti halnya cerita mengenai perkembangan kota, musik, dan sebagainya,” ujar Bobby kepada GoSulsel.com saat dijumpai di kedainya, Senin (07/12/2015).

Sebagai tempat membaca dan berdiskusi, konsep dari kedai ini boleh dikata sangat kreatif. Tengok saja program-programnya seperti Sajakkan Saja, Ruang Melamun, KBJamming, dan banyak lagi. Hal itu merupakan salah 1 ruang aspirasi bagi seniman muda yang ingin mengembangkan bakatnya di dunia seni.

Selain jadi perpustakaan, KBJ juga sebagai ruang untuk mengapresiasikan jiwa seni musik. Penggabungan ini dipilih salah 1-nya untuk meningkatkan kualitas karya anak Makassar dan jadi ruang untuk dirinya ikut belajar mengenai musik.

Halaman 2

“Kenapa mesti perpaduan musik? Musik itu bermanfaat bagi kota karena mampu membuka ruang kreatif. Nah, seperti di Jogja kalau ada acara musik, di sana kita bisa bertemu dengan para pekerja kreatif untuk membahas proyek kolaborasi, pemusik, literasi yang dimana aktivitasnya cukup besar. Jadi fungsinya musik yang sebenarnya bukan sebagai penghibur saja. Tapi sebagai pengetahuan bagi perkembangan kota,” katanya.

Bobby bercerita, awal mula terpikat membentuk KBJ, ia dan kerabatnya sering menyaksikan berbagai acara musik dan kesenian lainnya, mulai dari event kecil sampai besar. Saat itu pula mereka coba berfikir untuk menetapkan konsep ini di Makassar karena suasana seperti ini sangat sulit ditemukan di Makassar.

“Iya, sekali lagi KBJ itu sebagai ruang kreatif, perpustakaan, diskusi sosial, dan kebudayaan. Terus kita juga sering membuat event-event dimana pada saat event, anak muda Makassar bisa memamerkan hasil karyanya di acara kami, seperti seni rupa, kerajinan, dan banyak lagi pokoknya,” papar Bobby yang merupakan alumnus Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin ini.

KBJ pertama kali dibuat pada 2011. Saat itu Bobby dan kerabatnya terinspirasi oleh salah 1 band Indie Jogja bernama Jenny. Ketertarikannya karena penampilan band yang semua personelnya lelaki. Hingga akhirnya diejawantahkan dalam sebuah perpustakaan dan komunitas literasi bagi orang-orang muda Makassar.

Halaman 3

“Meski dibangunnya tahun 2011, aktivitas mulai dijalankan tahun 2013 awal. Karena kita selesai kuliah saat itu akhir 2012. Dulunya cuma dijalankan oleh Ridho (kerabat Bobby) di tahun 2011 yang saat itu konsepnya masih jual beli buku, pre-order dan tentunya juga menjual berbagai album band, CD, dan sebagainya,” ujarnya.

Seusai melanjutkan studi di Jogja, akhirnya mereka ber-3 membangun perpustakaan mini di Jl Asal Mula. Dan saat ini, kedai buku yang sudah beranggotakan 100 orang ini berlokasi di Jl Wesabbe. Namun, saat ini Bobby terus melakukan berbagai evaluasi dan berbagai program untuk meningkatkan antusiasme masyarakat Makassar untuk interaktif dalam berdiskusi.(*)


BACA JUGA