Sri Rahmi Ami, Martial Art, SMASH, Taekwondo, Hapkido, Unhas
Sri Rahmi Ami. (Foto: Evi Novitasari/GoCakrawala)

Sri Rahmi Ami Dirikan Sikola Mangkasara’ karena Prihatin Kondisi Lingkungannya

Minggu, 13 Desember 2015 | 15:05 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Evi Novitasari - Go Cakrawala

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Berawal dari keprihatinannya dengan kondisi lingkungannya di Jl Rappokalling, akhirnya hati Sri Rahmi Ami tergerak mendirikan sekolah non formal bernama Sikola Mangkasara’ Martial Arts School (SMASH). Sekolah khusus seni bela diri ini ditujukan bagi anak-anak dhuafa.

Menurut Ami–panggilan akrabnya, SMASH yang berdiri sejak 2008 lalu diharapkannya dapat membantu karakter anak ke arah yang lebih baik.

“Kami adalah lembaga non-formal, berdiri sejak tahun 2008. Awalnya saya melihat kondisi lingkungan di Rappokalling. Lingkungan kami “Texas”, pencuri, mabuk, menjadi hal biasa saja, bicara kotor yang luar biasa. Dari situlah saya tergerak untuk mewadahi mereka supaya bisa mengembangkan potensi dan bakatnya di lembaga
kami agar mereka bisa menjadi SDM yang berkualitas,” terang Ami saat
mendampingi anak binaannya tampil pada kegiatan Pentas Anak Makassar di Atrium
Carnival Mal Ratu Indah, Minggu (13/12/2015).

Halaman 2

Lebih lanjut perempuan berusia 30 tahun ini mengutarakan, bahwa bela diri seperti
Taekwondo dan Hapkido membantu karakter anak, meredam emosi karena bisa
disalurkan melalui gerakan bela diri dan tentu juga mendukung kesehatan mereka.

Tak hanya bela diri yang diajarkan di SMASH, tapi juga pelajaran lain. Seperti agama,
bahasa Inggris, musik, dan kerajinan tangan. Banyak relawan yang datang mengajarkan banyak hal.

“Kami berharap anak-anak kami bisa memiliki akhlak yang baik,” ujarnya penuh harap.

Sejak didirikan, SMASH telah memiliki 200 siswa. Tapi mereka yang banyak datang juga banyak yang keluar. Hingga akhirnya sekarang tersisa 60 siswa.

“Seleksi alam. Kalau terhitung dari 2008 sudah 200-an anak. Tapi sekarang sisa 60 anak,” kata Ami.

Halaman 3

SMASH menyediakan pendidikan secara gratis dan juga menyediakan beasiswa yang
menurut Ami bersumber dari teman kuliah, donatur, dan teman organisasi.

“Semua gratis. Kami juga menyediakan beasiswa untuk SD Rp 90 ribu, SMP Rp 120
ribu, SMA Rp 150 ribu per bulan dan dipotong Rp 20 ribu untuk biaya operasional
lembaga,” sebut alumni Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin ini.(*)


LIHAT JUGA