#Citizen Reporter
2016, Sidrap Siap jadi Kota Tujuan Studi Banding Budaya Baca
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Kabupaten Sidrap telah berkomitmen menjadikan kota tersebut kota baca. Melalui Dinas Pendidikan, Pemerintah Kabupaten Sidrap telah me-launching pencanangan tersebut dengan berbagai even yang meriah selama satu minggu bulan oktober 2015 yang lalu. Di antaranya, lomba mengarang yang diikuti oleh kurang lebih 1600 siswa, lomba membaca puisi, menyimpulkan cerita dan lain-lain.
Provincial Coordinator Usaid Prioritas Sulsel, Jamaruddin berharap, Sidrap tahun 2016 ini sudah siap menerima kunjungan untuk study kota yang mengembangkan budaya baca. “Belum ada di Indonesia kota yang benar-benar bisa menjadi rujukan dalam strategi mengembangkan budaya baca bagi seluruh warganya. Semoga dengan asistensi USAID, tahun 2016 ini komitmen Sidrap untuk menjadi kota percontohan budaya baca bagi kabupaten-kabupaten dan juga provinsi lain dalam pengembangan budaya baca bisa terwujud“ ujarnya (21/12/2015).
Menurutnya, ini bisa terlaksana apabila semua elemen terutama pemerintah mendukung dengan serius. “Selain program-program yang strategis dan efektif, dukungan dari pemerintah berupa kebijakan dan anggaran juga diperlukan untuk memastikan payung hukum, kesiapan sumber daya manusia mengelola program, implementasi program di lapangan dan ketersediaan sarana prasarana penunjangnya,” tegasnya.
Sebelumnya Latif, salah seorang pengawas sekolah di Sidrap pada workshop budaya baca sidrap yang diadakan tanggal pertengahan bulan ini di Baruga SKPD (17/12) mengatakan hampir semua model strategi peningkatan minat baca telah dilaksanakan di sekolah-sekolah di Sidrap, sehingga siap ditingkatkan secara lebih menyeluruh untuk semua segmen masyarakat.
Sementara itu, Nur Kanaah, Kepala Dinas Pendidikan Sidrap berharap seluruh stakeholder berkomitmen dan bersatu padu untuk menjalankan program yang dianggap sebagai program strategis kabupaten Sidrap. “Kita yang sudah masuk 10 besar kota di Indonesia yang bergerak membudayakan membaca di masyarakat, perlu menyusun langkah-langkah strategis secara partisipatif mewujudkannya benar-benar di masyarakat,” ujarnya.
Halaman 2
Sebelum launching Sidrap sebagai kota baca, Kepala Dinas Pendidikan Sidrap pada bulan Agustus juga telah mengeluarkan surat edaran membaca 15 menit sebelum pembelajaran bagi semua sekolah di Sidrap, melakukan sosialisasi lewat iklan di koran lokal selama tiga bulan, dan membuat 200 lebih stiker besar branding Sidrap sebagai kota baca di bagian belakang mobil-mobil dinas, kepala sekolah, pengawas dan UPTD dengan tag “Mari Wujudkan Gerakan Membaca di Kabupaten Sidrap,” dan pengadaan mobil keliling budaya baca yang rutin mengunjungi sekolah-sekolah.
Berdasarkan hasil workshop bersama jajaran pendidikan pertengahan Desember ini, dalam waktu dekat pemerintah kabupaten Sidrap akan menyeleksi sekolah-sekolah di 11 kecamatan di Sidrap untuk dijadikan percontohan budaya baca, menyusun tim perumus regulasi dan melakukan sosialisasi lebih jauh ke masyarakat.
“Kita berharap pelatihan-pelatihan meningkatkan minat baca dan peningkatan kapasitas membaca juga dilakukan untuk masyarakat Sidrap. Pelatihan-pelatihan kontemporer seperti membaca cepat, penulisan karya-karya popular dan lain-lain perlu juga dilakukan agar ada produk yang nyata di lapangan. Yang terpenting juga, program ini harus menyentuh masyarakat secara umum, bukan hanya sekolah saja,” ujar Asma Koordinator USAID PRIORITAS Sidrap.
Indonesia merupakan negara yang rendah literasinya. Survei UNESCO tahun 2012 menunjukkan dari 1000 orang di Indonesia, hanya 1 orang yang suka membaca. “Padahal negara bisa maju pesat kalau masyarakatnya suka membaca,” ujar Asma. (*)
Citizen Reporter: Mustajaib – Humas Usaid Prioritas