Konsultan Bisnis: Perlakuan Terhadap Wisatawan, Poin Penting Untuk Peningkatan Jumlah

Senin, 21 Desember 2015 | 21:09 Wita - Editor: Arul Ramadhan - Reporter: Sutriani Nina - Go Cakrawala

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Praktisi dan Konsultan Bisnis, Andrew Nugraha mengungkapkan bahwa Dunia saat ini adalah dunia orang yang semua ingin bepergian, anak muda seperti usia SMP hingga SMA sudah merencanakan sendiri kemana mereka ingin bepergian.

“Mau hang out kemana dan keluar negeri kemana. Tinggal cari hotel. Sekarang ada fenomena baru, anak-anak muda ingin melakukan sesuatunya secara digital. Sayangnya masih banyak orang belum mengerti,” katanya pada diskusi Toirism Outlook, di Gedung Mulo, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (21/12/2015)

pt-vale-indonesia

Andrew mengakui, sosialisasi di Sulsel belum terlalu sering. Generasi ini masih cukup berjarak, jika berbicara tentang tourism outlook. Dimana seseorang ingin jalan-jalan, orang senang mengeksploor dan mengacak-acak kota. Bukan hanya sekadar datang, makan malam dan besok pulang.

Tetapi jika itu tentang bisnis, sudah banyak orang yang menggabungkan antara bisnis (meeting) dan jalan-jalan. “Meetingnya sehari dan selebihnya jalan-jalan,” terangnya.

Hal yang menjadi kesulitan adalah, Sulsel belum siap untuk melakukan segala sesuatu dan menjadi tuan rumah yang baik untuk orang yang datang. Ketika ada program yang dibuat oleh Sulsel, biasanya dianggap tidak konsisten sehingga tidak bisa berkembang dengan baik, padahal segala sesuatu butuh waktu.

Halaman 2

“Sering sekali orang stop bekerja, ketika baru mulai mengusahakan dan promosi tiba-tiba stop dan ganti lagi, plus banyak masalah yang terjadi seperti kesiapan dan cara menerima tamu,” tuturnya.

Jika dibandingkan dengan daerah lain, misalnya Bali. Banyak orang lebih memilih ke Bali, bukan karena tempatnya lebih bagus dari Sulsel. Tetapi orang Bali lebih welcome terhadap wisatawan mancanegara. “Sehingga mereka melihat turis, mereka memperlakukannya dengan baik, sebab mereka tahu bahwa mereka hidup dari turis-turis tersebut,” lanjutnya.

Ia menjelaskan, di daerah Sulsel, malah memanfaatkan kehadiran dari wisatawan mancanegara. Ketika melihat wisatawan datang. Malah harga makanana biasa dinaikkan 5 kali lipat. “Padahal, bule itu sudah lihat di internet harga-harganya,” ungkapnya.

Ada banyak hal yang perlu Sulsel benahi dan gandeng tangan untuk melakukan terobosan yang konsisten. Bukan yang setengah-setengah saja, jangan hanya dibuat saja lalu dihentikan. “Jadi bagaimana kita sama-sama membangun pariwisata kita, infrastruktur kita adalah kendala. Tapi kalau menunggu infrastruktur baik. Kapan kita berbenah?,” tanyanya.

Halaman 3

Setidaknya, menurut Andrew, Sulsel harus lebih welcome. Ada begitu banyak hal yang bisa Sulsel lakukan terobosan, dengan bekerja bersama-sama. “Ketika kita kerja sendiri, itu tidak akan menghasilkan jangka panjang, tapi ketika kita bisa bekerja bersama maka ada hal yang bisa kita terobos,” imbaunya.

Apapun yang bisa dilakukan, bagaimana Sulsel bisa melakukan pemasaran wisatawan yang terintegrasi. Costumer bisa lupa dengan kualitas barang dan harga yang mereka bayarkan, tetapi mereka tidak akan lupa dengan cara mereka diperlakukan.

“Kita punya banyak hal yang dimiliki. Tapi kita perlu bagaimana memperlakukan para turis baik domestik maupun mancanegara agar mereka bisa membawa kesan. Sebab jika orang senang dia akan cerita, orang tidak senang dia juga akan cerita,” tutupnya.


BACA JUGA