Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Gorengan dalam konteks Makassar sudah jadi identitas jajanan pinggir jalan kota ini. Namun, berbeda dengan gorengan ala Jupe’.

Gorengan ala Jupe’–begitu para pelanggannya menamainya–dijajakan di tengah pasar, mulai pagi hingga siang hari.

Jupe’ yang saat itu kita dijumpai di tempatnya berdagang tampak tertawa riang sambil bercanda dengan pelanggannya. Dengan mengayunkan spatula andalannya, ia terlihat begitu mahir membolak-balikkan gorengan yang sudah kuning keemasan.

“Gorengan Jupe’, orang biasa sebut itu kalau di sini. Padahal nama asliku Fika Yanti,” ujar Jupe’ di tengah kerumunan pelanggan gorengannya, Kamis (24/12/2015).

Menurut salah seorang pembeli yang tak ingin disebutkan namanya, gorengan ini sangat digandrungi oleh para masyarakat Kelurahan Kalukuang.

Halaman 2

“Karena ukurannya yang sangat besar dan tentunya harga dan cita rasa sambel andalannya menjadi pasangan gorengan yang bikin kita ingin nambah lagi,” ujar salah seorang pelanggannya kepada GoSulsel.com, memberi kesan.

Kalau dilihat dari segi ukuran memang besar. Apalagi ukuran udang yang dipakai untuk bakwannya. Menurut Jupe’, udang-udang itu dibelinya langsung dari Paotere’ agar ia bisa mendapatkan harga yang lebih murah dan besar-besar.

“Di sini orang-orang (para penjual gorengan) saingan, jadi saya kasi udang yang besar. Udangnya saya beli langsung di Paotere’ karena kalau beli di pasar mahal,” kata Jupe’.

Meski tak menjual lumpia goreng, namun rasa sambal dari Gorengan Jupe’ ini mirip dengan sambal lumpia dengan rasa pedas yang jreng. Namun, dari komposisi ada yang berbeda.

Yang membuat warna gelap di sambal Gorengan Jupe’–yang berbeda dari warna sambal gorengan penjual gorengan lazimnya–adalah kecap manis dan terasi. Sedangkan sambal lumpia goreng tak terlalu gelap karena hanya memakai gula merah. Juga, sambal lumpia memakai bawang putih, sedangkan Gorengan Jupe’ tidak.

Halaman 3

“Sambel yang digunakan sambel sudah turun temurun. Campuran sambelnya itu cabai, terasi, garam, kecap manis, tomat, dan sedikit kanji untuk tekstur kental dari sambelnya,” ungkap Jupe’.

Kehigienisan jualan Jupe’ tampak relatif. Meski lokasinya berada di tengah lingkungan pasar yang penuh dengan berbagai aktivitas, namun tak tersirat cemas di antara para pelanggannya. Yang utama bagi mereka adalah rasa yang sangat gurih dan renyah. Plus harganya yang relatif murah.

“Harga gorengan serba seribu, ada Pisang Goreng, Sukun, Bakwan, Tahu Goreng, semuanya serba seribu. Namun yang paling banyak kita siapkan itu Sukun, karena peminatnya banyak,” urai Jupe’.

Dipilihnya berdagang pagi hingga siang hari, tak jauh dari perkiraan ibunya, Bahara, yang mahir dalam membaca situasi di lokasi pasar. Sebab itu, gorengan ini mulai dijajakan sedari pukul 6 pagi sampai pukul 12 siang.

Bahara sendiri sebelumnya memulai usahanya dengan berdagang pisang mentah dan sayur-mayur. Hingga akhirnya memantapkan hati berjualan gorengan pada 1999.

Halaman 4

Sebagai penerus, Jupe’ tetap ingin melanjutkan usaha gorengan ini. Sebab usaha ini dinilai sangat banyak mendatangkan keuntungan dari segi materi.

“Kalau sehari keuntungan bersihnya sampai Rp 300 ribu lebih, itu untung bersih. Kalau ditotalkan sebulan hampir Rp 10 juta dalam sebulan,” ungkapnya.

Bila penasaran bagaimana rasa sambal Gorengan Jupe’, jalan-jalan saja ke Pasar Kalukuang, Jl Andi Tadde (Jl Datuk Patimang). Jupe’ menjual di salah 1 pojok dalam pasar ini, dekat dengan para penjual ikan.

Berikut foto-fotonya:

Halaman 5

Halaman 6

Halaman 7

Halaman 8

(*)

---