
BBM Turun, Ketua Organda Sulsel: Tarif Angkutan Tidak Ikut Turun
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Tarif angkutan pasca penurunan Bahan Bakar Minyak (BBM) tak memiliki gejolak penurunan. Pasalnya, penurunan transportasi sudah punya kesepakatan tersendiri dengan pihak pemerintah Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPD Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Sulawesi Selatan (Sulsel), Opu Sidik, via telepon, Kamis (07/01/2016).
Diterangkan, angkutan kota yang menggunakan BBM premium sebenarnya tak ada penurunan, karena sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat antara pemerintah dengan Dinas Perhubungan Kotamadya Ujungpandang.

“Jika premium turun melebihi Rp 500 artinya baru diadakan peninjauan tarif angkutan untuk turun. Tapi jika harga penurunannya tidak lebih dari Rp 500, itu artinya kami akan berlakukan tarif yang berlaku sekarang,” runutnya.
Sehingga, menurut Mantan Bupati Sidrap 2 periode ini, tarif angkutan mengikuti kesepakatan karena premium hanya turun Rp 200.
“Tapi sekarang premium tidak turun melebihi Rp 500 yang berarti harga angkutan tidak ikut turun,” timpalnya.
Halaman 2
Sementara, khusus untuk angkutan umum antar kota dan provinsi, baru akan dibahas seberapa besar presentase penurunannya. Yang pasti untuk angkutan umum ini diakui akan terjadi penurunan.
“Angkutan yang menggunakan solar akan diadakan penurunan. Jadi kalau masyarakat yang mau tarif transportasi yang murah, lebih baik naik Damri. Tapi, presentase penurunan juga baru akan dibicarakan. Berbeda dengan angkutan umum dalam kota yang menggunakan bensin tidak akan turun, harga normal angkutan umum (pete-pete) untuk anak sekolah Rp 2 ribu sampai 3 ribu, sementara untuk yang dewasa ke atas Rp 4 ribu,” terang Opu.
Hal itu juga diakui oleh Plt Kadis Perhubungan Sulsel, Ilyas mengatakan, bahwa pihaknya belum melaksanakan rapat untuk mencari titik tengahnya.
“Kami baru mau melakukan pembicaraan dengan stakeholder yang terkait. Dalam waktu dekat ini, bisa saja akan terjadi penurunan,” ujarnya di waktu yang sama.
Sementara, menurut supir pete-pete yang sering menunggu penumpang di Terminal Mallengkeri, Sudirman, bahwa biaya angkutan masih seperti biasanya. Tidak naik apalagi turun.
Halaman 3
“Masih seperti biasaji, tidak ada pengaruh BBM turun kami juga kasi turun harga. Itu lagi na sudah rugi,” tuturnya ketika dijumpai sedang menunggu penumpang.
Salah seorang masyarakat yang sering menggunakan jasa transportasi pete-pete, Risty, mengakui tidak ada perubahan harga. Masih seperti yang dulu. Ia sering naik pete-pete dari Hertasning hingga ujung Pettarani, dengan membayar Rp 5 ribu.
“Tarifnya tidak berubah, masih normal Rp 5 ribu kalau sekitar Makassar. Tapi kalau dari Sentral dan menuju Daya biasanya supir pete-pete minta Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu,” ungkapnya.(*)