Firman, Sosok Penunggu Tungku Pembuatan Batu Kapur di Nipa-Nipa
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Sebagian warga kota ini menggantungkan hidupnya dengan bekerja sebagai pembuat batu kapur. Salah seorang di antaranya adalah Firman. Ia sudah bekerja selama 20 tahun di salah satu pabrik pembuat batu kapur di daerah Nipa-Nipa Antang.
“Kerja tetap di sini sebagai pekerja batu kapur. Tapi kalau lagi ditutup, biasa pergi bekerja jadi angkat barang. Itupun kalau ini tungku ditutup lama,” kata Firman saat berjumpa dengan GoSulsel.com di tempat kerjanya, Rabu (06/01/2016).
Dalam sekali bekerja, Firman menghabiskan waktu selama 12 jam. Karena ketika tungku diisi penuh, ia harus menungguinya selama itu. Tungku juga harus dipantau tiap sejam.
Untuk memenuhi tungku, Firman membutuhkan 8 mobil truk batu karang. Di akhir pembakaran, bisa dihasilkan 8 ton atau sama dengan 32 karung.
Dari pekerjaannya itu, ia diupah sebesar Rp 50 ribu per hari. Namun tak selamanya begitu, tergantung pertimbangan atasannya.
Halaman 2
“Kalo bekerja begini biasa digaji satu kali bakar juga digaji Rp 50 ribu per hari, bergantung bosnya,” tuturnya.
Batu kapur cukup banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti bahan baku semen, peningkat keasaman tanah, dan dalam industri minyak goreng, sawit ataupun kelapa.(*)