Menengok Jayanti, Wartel Idaman Para Mahasiswa Unhas Tahun ’90-an
Halaman1
Makassar, GoSulsel.com – Di era telepon genggam murah dan operator yang saling bersaing tarif seperti sekarang ini, warung telepon (Wartel) bukan lagi idaman. Dampaknya, para pengusaha layanan komunikasi ini menutup usahanya.
Hal itu pula yang terjadi pada Wartel Jayanti, Jl Perintis Kemerdekaan Km 12, depan Pintu I Universitas Hasanuddin (Unhas). Dulu, Wartel ini jadi idola para mahasiswa, khususnya yang tempuh studi di Unhas, di jamannya.
Sebelum memasuki lokasi Wartel Jayanti, terlihat salah seorang pemiliknya bernama Yahdi. Ia sedang asyik menata berbagai tumpukan laundry yang baru saja dikemas rapi dalam lemari display Jayanti.
“Wartel Jayanti sampai sekarang ini masih buka. Tapi sudah tidak menerima pelanggan telepon umum. Yang tersisa cuma fax (faximile) yang masih lumayan banyak peminatnya. Selain itu, Jayanti juga menerima jasa laundry pakaian,” ujar Yahdi kepada GoSulsel.com, Sabtu (16/01/2016).
Ketenaran Jayanti di kalangan warga sekitar dan mahasiswa di tahun ’90-an masih saja jadi salah satu ingatannya.
Halaman 2
“Awal buka tahun 1995. Sejak saat itu pula, ini dijadikan sebagai tempat menelepon warga. Nanti beberapa tahun kemudian baru ada mahasiswa-mahasiswi atau anak muda lainnya yang datang ke sini,” katanya.
Menurutnya, semasa itu, bilik demi bilik ruangan telepon umum tiap bergantinya para penelpon, selalu saja diisi oleh sebagian orang yang menunggu.
“Kalau malammi, ada semuami mahasiswa di luar menunggu sambil merokok untuk menunggu giliran menelpon. Karena dulu belum ada ponsel (telepon seluler). Jadinya, di sini ramai mulai sore sampai tengah malam kalau malam minggu,” tambahnya.
Namun, seiring waktu, Wartel Jayanti perlahan meredup. Setelah teknologi telepon genggam terjangkau oleh masyarakat pada tahun 2000-an awal.
Saat ini, setiap bilik wartel yang terbuat dari kayu dan kaca itu dialihfungsikan sebagai tempat untuk merapikan pakaian (ruang menyetrika) untuk para pelanggan Laundry Jayanti.
Halaman 3
“Kalau mau dikembalikan fungsinya sebagai telepon umum, saya pikir sudah sangat sulit. Jadi kita pakai saja sebagai ruang untuk tempat setrikaan,” tandasnya.
Sejak tahun 2014, Wartel Jayanti semakin mantap untuk mengubah jenis usahanya sebagai tempat laundry yang juga cukup menjanjikan. Dilihat dari banyaknya jumlah pelanggan, yang rata-rata mahasiswa dan warga sekitar.
Yahdi mengatakan, meski di bagian depan kaca pintu masuk Jayanti masih bertuliskan Wartel, itu untuk mengenang Wartel yang jadi tempat warga sekitar saling bertukar informasi kala itu.
Berikut foto-fotonya:
Halaman 4
Halaman 5
Halaman 6
(*