CD, Lagu Daerah Sulsel, Lagu Daerah Makassar, Lagu Daerah Bugis
Aneka CD lagu bajakan yang dijual Naje'. Sebagian di antaranya adalah CD lagu-lagu daerah. (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Lagu-Lagu Daerah Sulsel, Populer Lewat CD Bajakan

Selasa, 19 Januari 2016 | 18:03 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Jika negeri ini sangat telaten menindak pelanggar copyright, mungkin lagu-lagu daerah Sulawesi Selatan tak akan jadi “cendawan” di belantara kota ini. Karena itu, bersyukurlah pada kelengahan para aparat hukum kita. Dengan begitu, lagu-lagu berbahasa daerah tetap hidup mengisi atmosfer kota.

Seperti atmosfer Pasar Terong yang sungguh riuh dan pengap. Di tengah sorak-sorai pedagang yang ada, terselip Najamiah (46). Saat ditemui, Naje’ sedang asyik mendendangkan sebuah nomor lagu daerah oleh Anci La Ricci. Ibu dari 4 orang anak
ini menjajakan puluhan keping CD (Compact Disc) lagu daerah. Ia berjualan lebih dari 5 tahun lalu. Tergoda geluti usaha ini karena menurutnya, modalnya tergolong kecil dan banyak peminatnya.

pt-vale-indonesia

“Namanya juga cari makan. Jadi jualan CD lagu daerah,” ujar Naje’–panggilan akrabnya–saat berbincang dengan GoSulsel.com di lods dagangannya, Minggu (17/01/2016).

Setiap hari, sekitar pukul 8 pagi, Naje’ diantar oleh suaminya, Dg Appi’, yang berprofesi sebagai tukang bentor menuju Pasar Terong. Setelah itu, mereka berdua berpisah mencari rezeki melalui usaha masing masing.

Naje’ menghabiskan waktu sambil menunggu para pembeli. Pelangganannya biasanya para pedagang cakar (produk-produk fashion bekas) yang berada di sekitarnya. Namun, terkadang pula para tukang bentor atau warga sekitar.

Halaman 2

“Kalau saya di sini mulai pagi sampai jam 8, adama sampai sore jam 4. Biasanya orang datang beli itu sekitar siang hari. Yang beli juga orang-orang di sini ji,” kata Naje’, menerangkan ritmenya sehari-hari dan siapa saja pelanggannya.

Dari segi usia, lagu-lagu daerah ini lebih banyak digandrungi oleh orang-orang tua.

“Lagu daerah cukup banyak yang sukaki, khususnya orang tua banyak yang suka,” ungkap Naje’.

CD yang dijual Naje’ di lods kecilnya diperoleh dari salah satu toko yang berada di Jl Bulusaraung. Menurut Naje’, di sana terdapat banyak jenis CD, mulai dari yang original (asli) sampai bajakan. Dan ia memilih untuk memasarkan CD bajakan karena pertimbangan harga.

“Ini semua kaset bajakan ji. Lumayan murah. Beda sama original yang sampai ratusan ribu. Ini saya ambilkan mulai dari Rp 7.500 sampai Rp 15 ribu. Setelah itu, saya jualkan Rp 20 ribu. Cukup banyak untungnya, meski modal sedikitji,” terangnya.

Halaman 3

Selain CD lagu-lagu daerah, Naje’ juga menawarkan CD beberapa lagu dari artis muda ibukota jaman sekarang. Utamanya yang lagi naik daun seperti Sherina, Letto, Noah, dan beberapa band papan atas saat ini. Dari itu semua, Naje’ biasanya meraup keuntungan hingga Rp 2 juta lebih sebulan.

Salah seorang kerabat Naje’, Fatmah (43) juga ikut nimbrung dalam perbincangan. Ia mengatakan, lagu daerah sampai saat ini masih dicari oleh warga Makassar, khususnya para pedagang atau pekerja keras.

“Bisa ji kita liat sekarang. Peminatnya lagu daerah cukup banyakji. Pergi miki liat di (Pasar) Sentral atau semua pasar. Pasti ada yang jualan CD lagu daerah,” ungkap Fatmah kepada GoSulsel.com.

Memasuki tahun 2016, pasar musik bukan hanya dinaungi oleh band asal ibukota saja. Namun juga produk dari pedendang lagu-lagu daerah yang tak kalah hebatnya. Meski mereka tersohor melalui CD bajakan.(*)