Sempugi, Komunitas, Komunitas di Makassar, Komunitas Makassar, Katalog Kue-Kue Tradisional
Para pengurus Sempugi berfoto di depan banner nama komunitas mereka, Senin (25/01/2016). (Foto: Andi Dahrul Mahfud/GoSulsel.com)

Komunitas Sempugi, Berusaha Junjung Nilai Budaya Sulselbar

Selasa, 26 Januari 2016 | 12:49 Wita - Editor: Nilam Indahsari - Reporter: Andi Dahrul Mahfud - GoSulsel.com

Halaman 1

Makassar, GoSulsel.com – Budaya western banyak diadopsi oleh orang-orang muda daerah ini jadi bagian dari gaya hidup mereka. Sebab itu, kecintaan terhadap budaya sendiri jadi satu persoalan tersendiri.

Berangkat dari kecemasan itu, Komunitas Sempugi lahir. Komunitas ini bergerak dalam bidang pelestarian budaya,
khususnya di Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar). Dalam komunitas yang digagas oleh Andi Rahmat Munawar ini, kita bisa belajar dan berbagi pengetahuan tentang sejarah, budaya, dan kearifan lokal. Juga menjalin silaturahmi antar masyarakat yang berakar budaya sama, di tanah sendiri atau di perantauan.

pt-vale-indonesia

Berawal dari sebuah grup diskusi sejarah dan budaya Sulawesi Selatan dan Barat di Facebook, komunitas ini lantas berlembagakan hukum resmi pada Oktober 2010. Saat ini, grup ini telah diikuti 20 ribu akun yang pemiliknya tinggal di berbagai tempat. Namun sebagian dari mereka punya kesamaan rumpun. Di grup ini, mereka semua aktif melempar kajian kebudayaan di lamannya.

“Sempugi sebenarnya memiliki 2 konotasi. Yang artinya persatuan serumpun dan juga dapat berarti teritori atau kewilayahan yang menghimpun rumpun-rumpun di Sulawesi,” terang Darsam Belana, Direktur Pelaksanaan Sempugi, saat berbincang dengan GoSulsel.com, Senin (25/01/2016).

Selain itu, Darsam juga bercerita, bahwa kini Sempugi telah jadi Lembaga Swadaya Masyarakat yang terbentuk 8 April 2013 lalu. Tujuannya, melestarikan budaya dan kearifan lokal yang ada di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Untuk itu, Sempugi giat melakukan dan mengikuti acara-acara adat yang berlangsung di daerah-daerah dan mendokumentasikannya.

Halaman 2

“Kami tidak melihat Sempugi dari sisi harfiah. Jadi kami tidak membatasi orang Bugis saja yang dapat masuk. Pengurus kami ada yang dari Takalar bahkan Kajang,” tambahnya.

Menurut Darsam, tidak ada prosedur khusus untuk bergabung jadi anggota Sempugi. Cukup berkunjung saja ke Jl Kemakmuran Utara, BTP Blok A No 51.

Sampai sejauh ini, terdapat 4 program kerja yang telah dilaksanakan, yakni Produksi dan Penyebaran Konten Ringtone dan Wallpaper Budaya. Program ini bekerja sama dengan Cipta Media Selular dan diadakan sejak 14 Agustus 2014 sampai dengan 5 Januari 2015 lalu.

Dalam program ini, Sempugi menghasilkan 12 ringtone lagu tradisional yang telah diaransemen ulang. Pula, ada 20 Wallpaper Atraksi Budaya dan 18 Wallpaper objek wisata alam yang belum terkenal.

Selain itu, adapula lomba Re Arransemen Lagu Tradisional. Kegiatan ini berlangsung dari 20 Agustus hingga 9 November 2014. Darsam mengatakan, lomba ini diikuti oleh kelompok musik tradisional dan sanggar dari berbagai daerah dan perguruan tinggi. Tujuannya untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap lagu-lagu daerah klasik yang makin hari kian dilupakan. Ada juga pendokumentasian lagu daerah klasik.

Halaman 3

Sayembara Foto Atraksi Budaya dan Objek Wisata Alam juga tak kalah serunya. Kegiatan yang berlangsung 20 Agustus 2014 ini bertujuan mendokumetasikan kegiatan budaya di tiap-tiap daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) dan mendokumentasikan objek wisata alam yang belum terlalu dikenal oleh masyarakat luas. Sayembara ini juga jadi ajang aktualisasi bagi komunitas fotografer yang ada di Sulsel.

“Selain itu, ada juga yang tidak kalah seru. Terakhir ini, kegiatan Malam Anugerah Sempugi. Kegiatan ini diadakan pada 11 November 2014, yang bertempat di Benteng Rotterdam, Makassar. Acara pentas musik lokal yang diisi oleh kelompok musik lokal dari berbagai daerah. Selain menampilkan kelompok musik dalam acara Malam Anugerah Sempugi, juga atraksi lokal seperti Pammanca’ dari Desa Kassa’ (Pinrang), Pabbitte Passapu (Kajang), Bulukumba, dan sebagainya. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Pameran Foto Atraksi Budaya dan Objek Wisata Alam,” paparnya.

Setelah mengutarakan berbagai kegiatannya, Darsan menambahkan, bahwa Sempugi dalam waktu dekat ini akan menggarap katalog. Katalog itu meliputi makanan tradisional dan video dokumentasi budaya.

“Untuk selanjutnya, kami sedang menggarap katalog untuk kue-kue tradisional di Sulawesi. Selain itu juga sedang menggarap video dokumentasi budaya seperti Mappalili di Segeri dan Tutorial Penempaan Besi di Segeri,” tambah Darsam.(*)