#Geliat Gafatar di Sulsel
Pemprov Sulsel Siap Sekolahkan Anak Eks Gafatar
Halaman 1
Makassar,GoSulsel.com – Salah satu menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel yakni memastikan untuk pendidikan anak eks Gafatar tidak ditelantarkan. Sekretaris Dinas Pendidikan (Diknas) Sulsel, Salam Soba mengatakan, sesuai arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Medikbud) Anies Baswedan, bahwa masalah pendidikan anak eks gafatar tidak boleh ditelantarkan.
“Ini sesuai dengan, arahan pak Menteri bahwa semua anak-anak eks gafatar harus tetap mendapatkan pendidikan layak,namun sampai saat inikan belum diterima datanya,” kata Salam, Rabu (27/1/2016).
Dia mengatakan pihaknya sedang menunggu pendataan mengenai jumlah anak eks gafatar, untuk di koordinasikan kemudian ke daerah untuk memastikan pendidikan mereka aman .
“Tentu tidak boleh ada perbedaan antara pendidikan anak sekolah yang umum dan mereka , saya harap semua dapat berbaur bersama,”ucapnya
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo mengatakan saat ini pihaknya masih harus menangani kepulangan warga eks gafatar, agar mereka punya tempat , kemudian pemukiman dan menghubungi keluarga eks gafatar karena ini yang lebih penting.
Halaman 2
Syahrul menyatakan, kalau berbicara masalah pendidikan tentu tidak ada batasnya, selama itu anak bangsa mereka wajib mendapatkan pendidikan yang layak. “Masalah pendidikan, di Sulawesi Selatan wajib hukumnya mau itu anak-anak gafatar mereka harus sekolah, tidak boleh ada alasan untuk itu,” ujar Syahrul
Sementara Kepala Dinas Sosial, Ilham Gazaling menyebutkan data yang fix akan menjemput warga mereka adalah Makassar, Luwu Utara, Maros, Gowa, Takalar, Sinjai, Bantaeng, dan Sinjai.
“Daerah yang belum menjemput warganya akan tetap ditampung di Asrama Haji Sudiang sambil menunggu, apakah akan dijemput keluarga atau Pemkabnya,”terang Ilham
Menurut dia, sambil menunggu ini pihaknya juga akan melakukan pendampingan kepada warga eks gafatar ini. ” sebenarnya kewenangannya ini provinsi hanya sebatas memfasilitasi dan menampung untuk kemudian masalah pembinaan dilakukan oleh daerah,”terangnya
Halaman 3
Edward dan istrinya Bagus, yang memiliki empat orang anak, mengakui selama di Kalimantan anak-anak mereka memperoleh pelajaran melalui home schooling yang dibentuk di komunitas mereka. Karena itu, dirinya berharap pemerintah bisa mewadahi dua anak mereka yang sudah masuk usia sekolah.
“Disana mereka hanya belajar di rumah, kami berharap pemerintah untuk memberikan fasilitas pendidikan kepada anak kami. Kasihan mereka kalau harus putus sekolah,” pinta Edward, warga asal Gowa ini. (*)