Alami Gangguan Teknis, PLN Sulselbar Minta Industri, Hotel, & Mal Operasikan Genset
Halaman 1
Makassar, GoSulsel.com – Sistem interkoneksi Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Sulawesi Selatan & Barat (Sulselbar) akan mengalami defisit. Penyebabnya, terjadi gangguan teknis berupa kebocoran high pressure heater di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto #1, Sabtu (30/01/2016).
“Diinformasikan kepada pelanggan PLN wilayah Sulselbar khususnya di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, bahwa hari ini Sabtu (30/01) PLTU Jeneponto unit #1 dengan daya mampu 100 MW mengalami gangguan teknis (terjadi kebocoran high pressure heater),” terang General Manager PLN Sulselbar, Wasito Adi, dalam rilisnya tertanggal 30/01/2016.
Kebocoran ini berakibat pada lepasnya PLTU berdaya 100 MW ini dari sistem interkoneksi Sulselbar. Hal itu mengharuskan pengoperasian maksimal semua pembangkit cadangan. Namun, beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) belum bisa maksimal karena variasi musim. Sebab itulah, daya yang bisa tersedia hanya kurang lebih 40 MW.
“Dengan kondisi tersebut (gangguan teknis di PLTU Jeneponto) seluruh pembangkit cadangan akan dioperasikan maksimal. Di samping gangguan tersebut, masih belum maksimalnya beberapa PLTA akibat variasi musim, sehingga diperkirakan sistem interkoneksi Sulselbar akan mengalami defisit kurang lebih 40 MW,” lanjut Wasito dalam rilisnya itu.
Karena itu, pihak PLN Sulselbar memohon maaf dan meminta peran serta pelanggan. Seperti mengoperasikan genset pada waktu beban puncak bagi industri, hotel, dan mal. Sedangkan bagi pelanggan rumah tangga agar menerapkan perilaku hemat listrik dengan mematikan minimal 2 titik lampu (5 W) sehingga diperoleh penghematan kurang lebih 90 MW pada malam hari.
Halaman 2
Perbaikan gangguan ini diperkirakan akan berlangsung dari Sabtu (30/01/2016) hingga Selasa (02/01/2016). Sepanjang waktu itu, Wasito mengimbau para pelanggan agar berhati-hati menggunakan alternatif penerangan.
“Kepada pelanggan yang mengalami pemadaman untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam menggunakan penerangan alternatif (seperti lilin, dan sebagainya) agar tidak terjadi kebakaran,” tutup Wasito.(*)