(Foto: Pa'pompang, musik khas Toraja yang biasa dimainkan pada momen-momen tertentu, seperti upacara Alu'Todolo, 15 April/Marwan Paris/GoSulsel.com)

Pa’pompang, Orkestra Bambu Khas Toraja

Jumat, 15 April 2016 | 15:36 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Marwan Paris - GoSulsel.com

Toraja, GoSulsel.com — Toraja memiliki beragam keunikan budaya. Alamnya yang indah dan subur mendukung kehidupan dan aktifitas masyarakatnya dekat pada aneka pemanfaatan bambu. Salah satunya ialah musik bambu, instrumen tradisional khas dari Toraja.

Musik bambu dalam kebudayaan orang Toraja disebut dengan Pa’pompang atau Pa’bas. Musik ini digunakan dengan cara ditiup hingga mengeluarkan bunyi. Sehingga bunyi yang terdengar layaknya seperti suara bas.

pt-vale-indonesia

Alatnya terbuat dari bambu yang dipotong dengan ukuran kecil dan besar yang dilubangi kemudian dirangkai. Dari perbedaan ukuran ini akan menghasilkan bunyi nada yang berbeda ketika ditiup. Ukuran yang besar menghasilkan nada rendah, sedangkan ukuran kecil untuk nada yang tinggi.

Bahan-bahan bambu yang dipilih pun memiliki kriteria seperti tipis dengan ruas yang panjang, berusia tua, serta permukaannya mesti mulus dan lurus. Agar bunyi yang dihasilkan nanti terdengar bagus dan tidak cempreng.

Untuk pemain, musik bambu ini terdiri dari sekelompok orang yang berjumlah antara 25 atau 35 orang, termasuk peniup suling. Usia pemainnya beragam dari barbagai kalangan, mulai dari anak sekolah dasar hingga orang dewasa.

Biasanya, Pa’pompang dipentaskan pada acara-acara khusus di Toraja seperti acara pernikahan atau syukuran. Namun pada umumnya, sekarang telah banyak ditampilkan di berbagai macam festival, baik itu di daerah Toraja sendiri maupun dalam acara-acara di luar propinsi Sulawesi Selatan.(*)