
Seni & Kerajinan Marmer yang Terancam oleh Pabrik Semen di Maros
Beberapa bahkan pesanan khusus dari luar daerah bahkan pernah memiliki galeri sendiri di sebuah pameran yang diadakan oleh kementrian perindustrian di salah satu pusat perbelanjaan di Makassar.
Ada nada berat di percakapan kami, tentang pekerjaannya sebagai perajin marmer yang harus bersusah payah mendapatkan bahan mentah.

“Kalo sekarang wae, langsungki dikasih hancur itu marmer untuk dikasih jadi semen jadi agak susahki kalo pesan bahan baku, Kalo pesanki marmer yang adami ukurannya ataupun limbah pabrik, 2-3 haripi baru ada biasakah…sampe satu minggupi baru datangki,”ucapHasrul pada GoSulsel.com, Minggu (15/5).
“Seperti inie (menunjuk kaki meja) dari hasil limbahji saya rangkai jadi begini,” lanjutnya.
Kreatifitasnya tidak hanya berakhir di marmer, Hasrul juga ahli dalam membuat kerajinan dari kayu dan pelatbesi.
“Ini adalah kerja seni, jadi biasanya kalau pemesannya sudah bilang ini bagus, tapi kita belum puas dengan hasilnya, saya terus kerjaki sampai saya sendiri merasa puas dengan pesanannya,” terang Accul tersenyum, ketika ditanya tentang hasil kreasinya.(*)