Olahan Tradisional Gula Aren dari Pedalaman Hutan di Soppeng
Soppeng GoSulsel.com — Jaman sekarang, tak banyak orang yang setia dan teguh mengolah hasil alam dengan cara tradisonal. Determinasi teknologi di banyak tempat telah menggantikan sentuhan tangan-tangan manusia pada produk pangan kita. Tapi, hal itu tidak berlaku pada Pak Bagong dan istrinya, yang mengolah pohon inru’ menjadi gula merah manis dengan rasa yang khas.
Aktifitas sehari-hari yang dilakukan pak Bagong di Soppeng adalah mencari pohon inru’ (aren) untuk diolah, sebagai bahan utama membuat gula merah.
Saat tim Gosulsel.com bertandang ke kampung Tanjonge, Kecamatan Marioriwawo, Minggu (22/05/2016), terlihat pak Bagong bersama istrinya sedang membuat gula merah hasil dari tetesan pohon inru’ yang ditadah tak jauh dari rumahnya.
Pak Bagong yang menuturkan bahwa ia tiap hari memasang tanrang (alat panjat) untuk mengambil tetesan pohon inru’ dengan menggunakan jerigen kemudian diolah menjadi gula merah.
“Biasa lima pohon inru kita panjat dan sekitar 25 biji gula merah dihasilkan, tergantung juga mal yang kita bikin,” ungkapnya.
Dari usaha membuat gula merah dari pohon inru’, pak Bagong dan istrinya bisa menghidupi perekonomian keluarganya. Mereka selalu bersyukur atas jerih payahnya membuat dan melestarikan pengolahan pohon inru’ menjadi bongkahan-bongkahan gula merah secara tradisional.(*)