Awal Pengaruh Islam dalam Ayat-Ayat Pemikat Hati Cenning Rara Bugis-Makassar
(2) Muhammad makkarawa, Ipatimang ikarawa
Iyapa namanyameng nyawana.”(nama)”, Ko iya’ naita mata.
Barakka’ Kunfayakun
Muhammad memegang, Fatimah dipegang
Jiwanya “(nama)” akan tenang jika saya yang dilihatnya.
Atas berkahnya, maka jadilah
Pro-kontra Cenning Rara pada masyarakat Bugis-Makassar
Pada perkembangan masyarakat Bugis dan Makassar, masih banyak yang mempercayai, lalu mempraktekkan mantra-mantra pemikat hati lawan jenis tersebut. Namun, tak sedikit pula yang menentang pengamalan Cenning Rara.
Bagi masyarakat yang mengamalkan do’a-do’a Cenning Rara, mereka berkeyakinan bahwa Doang/Paddoangngang (bacaan do’a) pemikat hati tersebut adalah warisan leluhur yang tak menyalahi ketentuan-ketentuan Ilahiah. Sebab, pada beberapa teks do’a Cenning Rara terdapat roman ketauhidan pada Tuhan Yang satu.
Sebaliknya, kelompok masyarakat yang menolak pengamalan do’a Cenning Rara, berpandangan bahwa segala ketentuan Tuhan pada manusia telah dituliskan dalam suratan takdir masing-masing, termasuk jodoh. Terlebih, jika ilmu Cenning Rara disalahgunakan oleh mereka yang telah berkeluarga, namun tetap mencari pasangan yang lain.