Prinsip Kerja Cenning Rara, Mantra Pemikat Hati Bugis-Makassar
Makassar, GoSulsel.com – Masyarakat Bugis-Makassar mengenal Cenning Rara sebagai prosesi penggunaan mantra pengasihan yang bertujuan memunculkan aura diri demi mendekatkan jiwa pemantra dengan orang yang dimantrai. Sebagai sebuah prosesi, Cenning Rara tentu memiliki syarat dan ketentuan agar mantranya bisa bekerja sesuai harapan.
Secara umum, efektifitas kerja sebuah mantra bisa terlihat dan ampuh bila dilakukan atau dilafalkan berulang-ulang. Pun, sebagai sebuah puisi tua (tradisional), mantra Cenning Rara berisi kalimat-kalimat berima yang memiliki dimensi metafisik yang bisa mempengaruhi objek yang dimantrai.
“Mantra adalah kalimat yang diucapkan dengan diulang-ulang atau dilafalkan secara khusus untuk mendatangkan daya gaib, susunan kata yang berunsur puisi yang dianggap mengandung kekuatan gaib,” (KBBI, 2002:713).
Sebagai sebuah mantra, Cenning Rara mengandung lantunan teks yang mampu mempengaruhi alam metafisik manusia. Untuk memahami bagaimana teks tersebut bekerja, kita mesti tahu bahwa manusia, selain memiliki wujud fisik, juga memilik aspek metafisik.
Lantas, bagaimana mungkin sebuah teks yang diucapkan bisa menggerakkan jiwa seseorang? Pada tahap ini, anda harus mengerti bahwa prinsip keampuhan sebuah mantra (teks, baca-baca) mesti sejalan dengan usaha (gau’=konteks). Dengan begitu, anda juga akan mengerti mengapa ayat-ayat Cenning Rara bisa bekerja pada satu orang, namun gagal pada orang lain.
Berikut prinsip-prinsip kerja mantra Cenning Rara: