Nilai Impor Sulsel Naik 167,14 Persen
Sedangkan secara tahunan, nilai tersebut turun drastis sebesar 30, 91 persen. “Kondisi Mei tahun ini belum bisa menyamai kondisi bulan Mei di tahun sebelumnya. Artinya, permintaan ekspor kita tahun ini belum seperti tahun lalu. Hal tersebut dikarenakan faktor eksternal seperti kondisi negara tujuan ekspor,” terang Nursam.
Oleh karena nilai Impor yang lebih tinggi dibanding Ekspor, sehingga Mei 2016 Sulsel mengalami Defisit sebesar Rp 39,29 Juta USD besarnya impor pesawat dan mesin-mesin mekanik.
Sementara itu, menurut Pakar Ekonomi Unhas, Marsuki DEA, meningkatnya nilai ekspor merupakan hal yg baik. “Jika dari sisi data bulanan ada pertumbuhan atas ekspor meskipun kecil lebih dari 1%. Hal ini dimungkinkan karena meningkatnya ekspor nikel, dan industri pengolahan ikan, udang, kakao,” ujarnya ketika dikonfirmasi.
Sementara itu, impor meningkat lebih besar dalam periode yang sama dengan cukup signifikan berarti berpeluang membuat neraca perdagangan Sulsel akan defisit lebih besar.
“Peningkatan impor tersebut disebabkan karena kebutuhan peralatan misalnya kebutuhan alat untuk pesawat, atau gandum, serta makanan ternak,” tutupnya.