Burasa’, Menu Khas Lebaran untuk Tamu dan Keluarga
Makassar, GoSulsel.com — Bagi warga Bontoala, makan ketupat dan burasa’ saat lebaran menjadi tradisi yang rutin dilaksanakan. Kedua makanan tersebut menjadi suguhan untuk menyambut keluarga besar yang datang saat Lebaran.
Farida Ali (47) warga Kelurahan Gaddong Kecamatan Bontoala, mengatakan, tradisi tersebut sudah lama ada bahkan sejak dirinya masih kecil. Hingga kini, ketupat dan buras menjadi makanan yang selalu ada setiap Lebaran di rumahnya.
“Dari saya kecil ketupat dan burasa’ jadi makanan khas setiap Lebaran. Bedanya ketupat porsinya kecil, sedangkan buras untuk yang besar tapi isinya sama cuma cara buatnya yang beda,” ujar Farida Ali.
Dia menjelaskan, ketupat dibuat dari beras yang sudah dicuci berulang-ulang sampai bersih sampai airnya bening dan tiriskan. Barulah beras dimasukan ke dalam ketupat.
“Kalau Burasa’, beras yang sudah dicuci bersih lalu dimasak dengan air santan setengah menjadi nasi, bungkus pakai daun pisang dan direbus. Tapi akhirnya sama jadinya setelah masak,” tuturnya.
Untuk memasak ketupat membutuhkan waktu empat hingga delapan jam supaya bisa bertahan beberapa hari tanpa pengawet. Namun waktu yang dibutuhkan untuk memasak burasa’ hanya dua atau empat jam.
“Ketupat kan makanan khas lebaran, kalau burasa’ tidak selalu. Tapi dua-duanya makanan khas Lebaran untuk menjamu keluarga atau tamu yang datang,” ujarnya.
Foto-foto aktifitas memasak ketupat dan buras: