Ka’do Minnya’ dan Kue Kura-Kura, Jajanan Sulsel & Tionghoa pada Satu Kedai
Makassar, GoSulsel.com — Jika kawan traveliner Makassar menyusuri kawasan kuliner pecinan, Anda akan menyaksikan berbagai jenis kuliner nusantara hingga kuliner dari negeri lain. Anda bisa pula menemui pedagang keturunan Tionghoa yang menjajakan makanan lokal Sulawesi Selatan.
Salah seorang pedagang, Ibu Mince menjual ka’do minnyak yang merupakan makanan khas Sulsel. Wanita ini berdagang makanan ini setiap hari Sabtu di kawasan Pecinan. Jika Anda ingin mencobanya, silahkan mampir malam mingguan di tempat ini. ka’do minnyak yang dijualnya memiliki citara tersendiri. Ditambah lagi lauk pauk yang ada pada sepaket ka’do minnyak ini juga begitu lezat.
“Saya Cuma jualan disini, belum ada toko yang saya buka,” ujar Mince, seorang pedagang di kawasan kuliner pecinan, kepada GoSulsel.com, (Sabtu, 6/8/16).
Selain itu, ada yang unik lainnya yaitu kue kura-kura. Nama kue ini sebenarnya adalah Ang Ku Kue. Ang berarti merah, Ku artinya kura-kura. Bentuknya sendiri memang agak bulat lonjong warna umumnya merah, jika dilihat sekilas ada relief layaknya tempurung kura-kura.
Kue Ku merupakan makanan tradisional Tionghoa yang dibawa masuk ke Indonesia pada masa silam. Kue Ku ini biasanya akan banyak kita lihat saat menjelang tahun baru Imlek, biasanya menurut budaya Tionghoa kue ini dibuat untuk sarana sembahyang, atau terkait dengan budaya Tionghoa yang lain. Isiannya juga bermacam-macam, ada yang berisi kacang hijau, ada yang berisi kentang, ada juga yang berisi kacang tanah yang di halus kan.
Dalam budaya Tionghoa kue Ku melambangkan berbagai macam aspek seperti lambang kebahagiaan, kekuatan dan kemakmuran yang diwakili dengan warna merah. Selain itu, kue ini juga bisa melambangkan panjang umur dan keabadian, hal ini bisa dilihat dari bentuk kura-kura yang dikenal berumur panjang.(*)