(FOTO: Yandi dan Andi pada kegiatan Seascreen Lab di Makassar/Kamis, 12 Agustus 2016/Andi Nita Purnama/GoSulsel.com)

Lewat Film, Deni & Andi Sentil Banalitas Rasial di Makassar

Jumat, 12 Agustus 2016 | 12:46 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: A Nita Purnama - GoSulsel.com

Makassar, GoSulsel.com — Dua pemuda Makassar, Yandi Laurens dan Andi Burhamzah menjadi salah satu dari tiga besar tim yang terpilih dalam SEAScreen Academy 2016. Dengan mengusung konsep “Deni dan Andi”, mereka mengangkat cerita tentang hari-hari saat terjadi ketegangan rasial di kota Makassar dari sudut pandang dua anak remaja. Yandi Laurens sebagai sutradara dan Andi Burhamzah sebagai produser.

Bakat Yandi Laurens mulai dilirik saat meraih prestasi lewat tugas karya akhirnya ‘Wan An’ memenangkan sebuah piala FFI dan juga mendapat nominasi dan penghargaan di beberapa festival film nasional dan internasional.

pt-vale-indonesia

Begitupun dengan Andi Burhamzah atau biasa dipanggil Ancha. Tugas karya akhirnya, film pendek dengan judul ‘Cita’ mendapat kesempatan berkompetisi di beberapa festival film nasional dan internasional. Ancha juga aktif dalam komunitas film di Makassar dan menyutradarai video musik dari musisi lokal di Makassar.

Selama mengikuti SEAScreen Academy edisi ke-4 ini, banyak pengetahuan perfilman yang mereka dapatkan.

“Secara fisik memang melelahkan, tapi dalam batinnya selalu dapat ide baru dan energi yang besar sekali untuk mengembangkan lagi. Jadi, menyenangkan sekali,” ujar Yandi Laurens, saat ditemui GoSulsel, Kamis (11/8/2016).

Yandi Laurens yang merupakan keturunan Tionghoa mengaku memiliki pengalaman tentang pandangan rasial masyarakat terhadap keturunan Tionghoa, begitupun sebaliknya.

Halaman: