
Realitas Sepeda Tua di Era Asap Knalpot
Menurut Musakkar, jumlah sepeda tua di Makassar sesungguhnya masih banyak. Namun disayangkan rata-rata semua itu hanya disimpan tak terpakai. Dikarenakan fungsi awal mereka telah tergantikan oleh moda transportasi modern. Dan banyak yang memilih menyimpan secara pribadi ketimbang dipakai lagi oleh orang lain.

“Jumlahnya sepeda tua di makassar itu masih banyak. Tapi kalau di masyarakat sudah susah. Sekarang itu bisa dilihat penjual sayur, penjual ikan, pa’gandeng sudah pakai motor. Mereka kalaupun masih punya, mereka tidak mau jual. Sudah tahu kalau sepeda itu juga dicari pembeli. Dan biasa hanya disimpan saja di rumah. Kalau di tahun 2005 masih bisa dibujuk. Sekarang pada umumya mereka sudah ngak mau,” terang Musakkar.
Walaupun demikian, menurutnya pandangan sepeda tua di masyarakat saat ini sudah berubah dibandingkan pada masa awal mereka membentuk komunitas tersebut. Ini dikarena status sepeda tua yang mulai punya tempat di hati masyarakat Makasaar. Seperti ungkapannya bahwa sepeda tua itu jika dipakai anak muda jadi unik, begitu pula jika dipakai yang tua malah makin tambah antik.
“Pandangan masyarakat melihat sepeda onthel saat ini sudah antusias. Artinya sudah direspon, tapi dulu waktu tahun 2005 itu masih dipandang sebelah mata. Istilahnya kita dibilangi pak gandeng lah, penjual ikan, penjual ce’la lah.
Tapi sekarang sudah tidak. Sebenarnya pada umumnya, mereka pengen memiliki juga, tapi tidak tahu mau beli dimana? Karena di toko kan sudah tidak tersedia. Paling caranya kita cari orang-orang yang punya kalau pun dia mau jual. Istilanya itu kita bergerylia hunting sepeda,” jelasnya.