Makassar, Gosulsel.com – Sekilas bentuk tampilan Es Dawet Ayu layaknya minuman lain berbahan cendol dan gula merah. Namun bedanya akan ketahuan saat lidah Anda bersongsong dengan secangkir minuman khas Banjarnegara ini.

Ada kelembutan dan kesegaran yang tersembunyi di dalamnya. Citara itu berasal dari resep tradisonal turun temurun yang lahir dari olahan bahan-bahan alami masyarakat Jawa. Walapun secara umum bahannya terbuat dari santan kelapa, cendol, dan gula merah, namun rasa khas yang dimilikinya menjadikan es dawet berbeda dengan kuliner minuman dingin di Makassar.

Berasal dari daerah Banjarnegara, Jawa Tengah, nama es dawet sendiri memiliki cerita sejarah. Nama es Dawet berawal dari kisah seorang pedagang pikulan bernama Dawet Ayu yang berjualan minuman. Ketika itu, Soeharto, presiden RI di tahun 80-an berkunjung ke Banjarnega dan mencicipi menuman tersebut.

“Itu tahun 80-an, yang ngasih terkenal pak soeharto. Sejarahnya es dawet itu bermula saat yang pertama jualan namanya Dawet Ayu menyajikan minuman untuk pak Suharto. Pak Suharto kemudian suka dengan minumannya dan ngasih nama minuman dawet dari nama penjualnya,” tutur Ahmad yang sudah 6 bulan berjualan di kota Makassar kepada Gosulael.com, Rabu (19/10/2016).

Pada mulanya kata Ahmad, para pedagang es dawet itu tidak memakai gerobak melainkan pikulan. Rata-rata juga dulunya hanya mangkal di pasar atau di pinggir jalan di Banjarnegara. Namun semenjak diperkenalkan oleh Soeharto, tiba-tiba mulai banyak masyarakat Banjarnegara berdagang es dawet hingga ke kota-kota besar di Indonesia.

“Hingga saat ini sudah banyak penjual es dawet dari Banjarnegara. Variasi rasanya juga sudah berkembang sesuai dengan selerah. Dan umumnya pasti disukai oleh banyak orang,” ucap Ahmad.(*)

---