Pesan Trilogi; Harta, Tahta, dan Wanita dalam Teater ‘Musang Berjanggut’
Makassar, Gosulsel.com – Pentas teater berjudul ‘Musang Berjanggut’, karya Djamalul Abidin Asis, merupakan salah satu cerita klasik terbaik yang ada sepanjang peradaban Melayu. Lewat Sinerji Teater Makassar, cerita ini kembali diangkat ke atas panggung dengan muatan komedi dan penekanan pada gerak dan mimik yang lebih dramatis.
Sutradara ‘Musang Berjanggut’, Yudhistira Sukatanya, menyampaikan muatan menarik yang terkandung dalam cerita tersebut. Makna trilogi dari Harta, Tahta, dan Wanita, menjadi suatu pesan yang universal dan relevan dari zaman ke zaman, bagaikan godaan yang abadi.
“Ini adalah suatu tema yang sangat universal. Tahta, harta, dan wanita itu trilogi yang sangat universal dan selalu relevan dari jaman ke jaman. Menariknya lagi, naskah ini mengambil setting orang-orang yang berada dalam lingkaran kekuasaan. Bagaimana kekuasaan tahta itu sangat menggoda, namun takluk di bawah seorang wanita. Ini tema-tema yang tidak bakal pernah mati tapi tetap abadi,” kata Yudhistira kepada Gosulsel.com, Selasa, (25/10/2016) di sela pentas.
Acara yang telah berlangsung selama tiga hari dari 23 hingga 25 Oktober 2016 yang digelar di Gedung kesenian Societteit de Harmonie (Gedung Kesenian), Jalan Riburane, Makassar, menghadirkan aktor-aktor yang berpengalaman. Sehingga teater ‘Musang Berjanggut’ menyajikan pentas yang layak untuk dinikmati penonton.
“Aktor-aktornya ini rata-rata pemain lama. Yang punya jam terbang cukup. Sudah punya reputasi baik tingkat nasional maupun international. Dan mereka pemain-pemain yang serba siap. Oleh sebab itu latihannya hanya dua bulan dan mereka sudah mampu memainkan perannya dengan baik,” terang Yudhistira.(*)