UNM Kukuhkan Guru Besar Ilmu Agribisnis dan Ilmu Ekonomi

Selasa, 27 Desember 2016 | 18:13 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Ahmad Syadiq - GoSulsel.com

Makassar, Gosulsel.com — Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali mengukuhkan dua guru besar dari Fakultas Teknik dan Fakultas Ekonomi. Pengukuhan yang berlangsung di Ruang Teater Gedung Phinisi, Selasa (27/12/2016) ini dipimpin langsung Rektor UNM Prof. Dr. Husain Syam, M.TP pada rapat senat terbuka pengukuhan guru besar.

Adapun mereka yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Patang, S.Pi., M.Si sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Agribisnis dan Prof. Dr. Anwar Ramli, S.E., M.Si sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Ekonomi.

pt-vale-indonesia

Pada upacara pengukuhan ini, Prof. Dr. Patang menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Pengembangan Udang Windu Melalui Pembantutan Probiotik dan Pengendalian Lingkungan”.

“Perkembangan tambak udang di Indonesia dan Sulawesi Selatan pada khususnya terus berkembang yang ditandai dengan pembukaan dan perluasan areal pertambakan baru, sementara perkembangan luasan tambak udang belum diikuti oleh peningkatan produksi udang” ujar Prof Patang.

Untuk itu, Prof. Patang menawarkan solusi dalam pengembangan tambak udang dengan penerapan pembantutan tokolan udang, aplikasi probiotik dan pengendalian lingkungan. Dengan penerapan tersebut akan meningkatkan produksi udang dan nilai tambah bagi petani tambak.

Sementara itu, Prof. Dr. Anwar Ramli ketika membawakan pidato pengukuhannya yang berjudul “Economic Contemplation: Arus Invetasi Asing Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” mengatakan bahwa investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) itu penting dan mutlak adanya untuk pembangunan ekonomi suatu negara terutama negara berkembang, termasuk Indonesia. Tetapi, disamping itu, investasi asing berdampak negatif bagi Indonesia.

“Pencairan keuntungan yang sebesar-besarnya akhirnya akan melahirkan praktik eksploitasi oleh perusahaan asing melalui pemberian upah buruh yang murah, upah SDM lokal lebih murah daripada penanaman modal, bagi hasil yang tidak sebanding dengan kerusakan yang timbul dan harus ditanggung oleh pemerintah setempat atau masyarakat itu sendiri,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia menyarankan sebaiknya pemilik modal nasional diprioritaskan untuk mendapatkan porsi yang lebih besar daripada pemilik atau para investor asing.

Sementara itu, upacara yang berlangsung lancar dan khidmat ini turut dihadiri Rektor UIT Makassar, Ketua Yapmi Makassar, Ketua Sekolah Tinggi Teknik Kelautan Makassar, Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Kab. Gowa, serta para Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta di Makassar.(*)


BACA JUGA