Harga Cabai Meroket, Harga Ditingkat Petani Enrekang Melorot

Senin, 09 Januari 2017 | 18:13 Wita - Editor: Irfan Wahab - Reporter: Citizen Reporter

Enrekang, GoSulsel.com – Meroketnya harga komoditi cabe dipasaran membuat sejumlah petani seolah marasa dikambing hitamkan oleh para pedagang.

Pasalnya, harga jual yang dinikmati ditingkat patani itu cuma Rp20 ribu hingga Rp30 ribu/kg, untuk cabe merah dan cabe rawit Rp40 ribu/kgnya sesuai hasil pantauan GoSulsel.com di pasar sentral Baraka, pasar sentral Sudu dan stasiun terminal Agro (STA) di desa Sumillan, kabupaten Enrekang, Senin (9/1/2017).

“Rata-rata hasil tani kami seperti bawang merah, cabe dan tomat itu sebelum panen sudah ada memangmi pedagang yang datang dan memesannya, tapi harga belum ia tentukan, namun setelah panen, siapa yang agak tinggi harganya maka itu yang jadi, kalau cabe, kami bawa langsung kepasar soalnya jumlahnya sedikit karena belum musim, tadi saya jual 50kg. harganya Rp. 1.500.000 dengan perkilonya jadi Rp30 ribuji,” sebut Hawiyah salah seorang petani holti asal Kecamatan Buntu-batu Kabupaten Enrekang.

Sementara Mustakim Ketua kelompok tani Tana Bulan, Desa Langda, mengatakan bahwa kenaikan harga dipasaran yang tiba-tiba naikterutama tani holtikultura itu sudah lama berlangsung, akibat permainan pedagang yang memanfaatkan peluang atas kelangkaan pasokan barang di tingkat petani.

“Ini adalah ulah pedagang, bukan petani, karena petani hanya mengikuti harga yang ditentukan sendiri oleh oknum pedagang, seharusnya dalam kondisi seperti sekarang ini, dinas terkait seperti Disperindag dan Distanbun seharusnya hadir mengawal petani, buat patokan harga dasar petani, agar hasil petani kita tidak dipermainkan oleh para tengkulak dan oknum pedagang dari luar yang hanya mencari untung besar,” jelas Mustakim, Senin (9/1/2017).

Halaman:

BACA JUGA