FOTO: Halaqah Aswaja dan Workshop Kode Etik Dosen dan Pegawai Universitas Islam Makassar (UIM)

250 Pegawai UIM Ikuti Halaqah Aswaja

Sabtu, 11 Maret 2017 | 19:37 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Satria Sakti - GoSulsel.com

 

Makassar, Gosulsel.com — Sebanyak 250 Pegawai yang terdiri dari karyawan dan dosen Universitas Islam Makassar (UIM) mengikuti Halaqah Aswaja dan Workshop Kode Etik Dosen dan Pegawai, Sabtu (11/3/2017) bertempat di Auditorium KH Muhyiddin Zain UIM.

pt-vale-indonesia

Wakil Rektor IV Muammar Bakry sebagai penanggung jawab kegiatan dalam sambutannya menuturkan maksud kegiatan ini, dimana halaqah Aswaja ini sebagai upaya penguatan arah visi misi keaswajaan UIM dengan harapan membumikan dan disebarkan ke seluruh tingkat fakultas dan program studi.

“Dalam pengelolaan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama sebagai owner, Yayasan Perguruan Tinggi Al-Gazali Makassar sebagai pengelola, dan Universitas Islam Makassar sebagai penyelenggara, penghubung dari ketiganya adalah Ahlusunnah Wal Jamaah,” tuturya.

“Kegiatan seperti ini akan diadakan setiap tahun dan serifikatnya merupakan syarat kenaikan pangkat,” tambah Muammar yang juga Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami Makassar.

Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan Anregurutta Sanusi Baco dalam sambutannya halaqah Aswaja ini mengatakan setidaknya memiliki dua manfaat yakni, aspek keagamaan yakni Agama memandang setiap seseorang ketemu dalam kebaikan akan mendapatkan pahala, dan aspek kemasyarakatan akan terjalin silaturahim antara pimpinan, karyawan, dan dosen.

“Salah satu ajaran inti Agama kita adalah silaturrahim, sebagaimana sabda Nabi yaitu Siapa yang ingin umurnya diperpanjang dan reskinya dipermudah, hendaklah ia bersilaturrahim, jadi UIM akan dipanjangkan umurnya dan reskinya akan bertambah, apabila warganya selalu bersilaturrahim,” terangnya.

“Dalam akhlak Aswaja, hendaknya setiap memulai aktivitas, hendaklah membaca kalimat Basmalah. Selain itu hendaklah selalu tawadhu,” ungkapnya.

Manusia terdiri dari dua unsur yakni jasmani dan rohani, unsur jasmani membutuhkan pakaian, makanan dan lain sebagainya, adapun yang mengendalikan adalah hawa nafsu sedangkan unsur rohani ingin dihormati, ingin dihargai, betapapun miskinnya seseorang ingin dihargai, adapun yang mengendalikan adalah akal. Kedua unsur ini yang akan berperan, sehingga dibutuhkan Agama menjadi filter dan penjaga.

“Ilmu tanpa iman akan membawa malapetaka dan iman tanpa ilmu akan membawa kerusakan,” tambahnya.

Selain itu peserta akan mendapatkan beberapa materi keaswajaan yakni Fiqh Aswaja oleh Dr Muammar Bakry, Sejarah Pemikiran Aswaja oleh Dr M Arfah Shiddiq, Kepangkatan Dosen oleh Prof Muhibuddin, Aswaja dan Kemahasiswaan oleh Dr Abd Rahim Mas P Sanjata, Akidah Aswaja Dr Ruslan, dan Dzikir Aswaja oleh Ust. Maskur Yusuf.(*)

 


BACA JUGA