FOTO: Mulyadi P Tamsir, Ketua Umum PB HMI saat mengenakan baju yang bertuliskan 'Anies-Sandi'

Mulyadi dan Politik Praktis: Bukan Semata Persoalan Konstitusi

Sabtu, 11 Maret 2017 | 14:53 Wita - Editor: adyn - Reporter: Harlin - Go Cakrawala

Makassar, Gosulsel.com – Beberapa hari ini, media ramai oleh pemberitaan yang mengecam keikutsertaan Ketua Umum PB HMI, Mulyadi P Tamsir dalam kegiatan jalan santai yang diselenggarakan oleh KAHMI Forever.

Dalam kegiatan tersebut, setiap peserta mengenakan baju yang bertuliskan nama pasangan calon Pilkada DKI Nomor Urut 3 Anis-Sandi, tak terkecuali Mulyadi. Foto Mulyadi P Tamsir yang mengenakan baju kegiatan tersebut menjadi viral di sosial media bahkan mengundang pertanyaan dari banyak kalangan, “Apakah Indepensi HMI telah tergadai?”

pt-vale-indonesia

Selaku kader, maka izinkanlah saya untuk turut menanggapi insiden tersebut. Keikutsertaan Ketua Umum PB HMI dalam kegiatan yang berbau kampanye itu bukan semata persoalan etis atau tidaknya? dan Konstitusional ataukah Inkonstitusional? Jauh melampaui itu.

Masih segar dalam ingatan kita, bagaimana heroiknya HMI sebagai satu-satunya organisasi pemuda yang berperan aktif dalam beberapa jilid Aksi Bela Islam. Kebijakan PB HMI untuk turut dalam Aksi Bela Islam tersebut, disusul intruksi Ketua Umum kepada setiap cabang untuk melakukan aksi serupa di kota masing-masing, menegaskan bahwa HMI masih sebagai Organisasi Perjuangan yang memperjuangkan kepentingan umat Islam di Indonesia. Seluruh kader teramat antusias dengan kebijakan PB HMI tersebut.

Masih segar pula dalam ingatan kita, Sekjen PB HMI yang ditangkap paksa oleh Polda Metro Jaya terkait aksi Bela Islam Jilid 2 pada tanggal 4 November 2016 silam. Sungguh perjuangan ini tidaklah mudah. Telah banyak yang dikorbankan kader untuk serangkaian perjuangan umat ini.

Perjuangan ini bukanlah milik Ketua Umum PB HMI semata. Perjuangan ini adalah milik seluruh kader yang menumpahkan keringat, waktu, dan teriakan-teriakannya guna mendesak aparat hukum segera menangkap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dinilai telah melecehkan Umat Islam.

Namun, Keikutsertaan Mulyadi P Tamsir dalam kegiatan Jalan Santai KAHMI Forever tersebut telah menciderai perjuangan seluruh kader. Hadirnya Mulyadi pada kegiatan tersebut kental bermuatan politis, meski ia mengklarifikasi bahwa kehadirannya bukan sebagai Ketua Umum PB HMI, justru memberi isyarat, bahwa keikutsertaan HMI dalam Aksi Bela Islam bukanlah murni perjuangan umat, melainkan karena adanya kepentingan politik. Bahkan dapat menguatkan wacana, bahwa Aksi Bela Islam yang dimotori oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) hanyalah strategi licik salah satu kandidat Pilkada DKI.

Apakah seluruh kader HMI dan Umat Muslim siap menerima, bahwa perjuangan mereka yang tergerakkan oleh panggilan hati itu hanyalah skenario politik salah satu kandidat Pilkada DKI? Tentu, hal tersebut terlalu murah jika dibarter dengan kepentingan politik semata. Mulyadi P Tamsir selaku Ketua Umum PB HMI dan seluruh kader HMI harus tahu konsekuensi yang diterima dikarenakan keikutsertaannya ( Mulyadi P Tamsir) dalam kegiatan tersebut.

Jadi, kehadiran Mulyadi P Tamsir dalam kegiatan jalan santai KAHMI Forever, bukan persoalan Etis atau tidaknya, Konstitusional atau inkonatitusional, melainkan persoalan pengkhianatan pada perjuangan seluruh kader HMI dan umat muslim di Indonesia.

Oleh : Muh. Ikrimah, Ketua HMI Cabang Makassar Bidang Pemberdayaan Umat.


BACA JUGA