FOTO: Rilis data ekonomi BPS Sulsel/Rabu, 15 Maret 2017/Andi Nita Purnama/Gosulsel.com

Bahan Bakar Mineral Dominasi Impor Sulsel

Rabu, 15 Maret 2017 | 16:31 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: A Nita Purnama - GoSulsel.com

Makassar, Gosulsel.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memaparkan ekspor impor Sulsel di Kantor BPS Sulsel, hari ini, Rabu (15/03/17). Nilai impor Sulawesi Selatan pada Februari 2017 senilai US$ 79,15 juta, turun sebesar 18,79% bila dibandingkan dengan nilai impor Januari 2017 dengan nilai US$ 97,46 juta.

“Impor turun lebih besar 18,79%. Yoy (year of year) meningkat secara signifikan 63,1% Februari ke Februari. Yang turun hanya month to month nya,” kata Kepala BPS Sulawesi Selatan, Nursam Salam.

pt-vale-indonesia

Selama Januari-Februari 2017 nilai impor Sulawesi Selatan mencapai US$ 176,61 juta, naik sebesar 72,10% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016 yang sebesar US$ 102,68.

“Terbesar nilainya bahan bakar mineral, termasuk bensin premium dan gas US$ 41,44 juta. Kedua, mesin pesawat mekanik, lalu mesin peralatan mekanik, gandum, dan kapal laut dan perahu,” ujarnya.

Bahan bakar mineral merupakan komoditas dengan nilai impor terbesar ke Sulawesi Selatan pada Februari 2017 dengan nilai sebesar US$ 22,13 juta atau 27,96% dari total nilai impor Sulawesi Selatan. Disusul oleh mesin peralatan listrik dengan nilai sebesar US$ 19,92 juta, gandum-ganduman dengan nilai US$ 7,93 juta, kapal laut, perahu, dan struktur bangunan mengapung dengan nilai US$ 6,96 juta, serta mesin-mesin/ pesawat mekanik dengan nilai sebesar US$ 4,83 juta.

“Bahan bakar mineral seluruhnya dari Singapura, yang terbesar (27,96%). Kedua, mesin peralatan listrik sebagian besar dari Tiongkok. Hampir tiap bulan ada impor peralatan listrik. Ketiga, gandum dari Kanada. Kapal laut dan perahu (8,8%) keseluruhan diimpor dari Tiongkok. Mesin mekanik juga sebagian besar dari Tiongkok,” terangnya.

Empat negara pemasok utama barang impor ke Sulawesi Selatan pada Februari 2017 adalah Tiongkok dengan nilai sebesar US$ 35,35 juta atau 44,67% dari total impor Sulawesi Selatan, disusul oleh negara Singapura US$ 20,3 juta atau 25,65% dari total impor Sulawesi Selatan, kemudian negara Kanada sebesar US$ 8,38 juta atau 10,59% dari total impor Sulawesi Selatan, selanjutnya negara Ukraina dengan nilai impor sebesar US$ 4,67 juta atau 5,91% dari total impor Sulawesi Selatan.

Negara asal impor dengan nilai terbesar Februari 2017 adalah Tiongkok dengan nilai US$ 35,35 juta atau 44,67% dari total nilai impor Sulawesi Selatan.

“Terbesar dari Tiongkok. Bulan Februari impor terbesar Sulsel mencapai hampur 50% berasal dari Tiongkok,” tukasnya.(*)