FOTO: DPD II Partai Berkarya Makassar mengadakan rapat koordinasi/Selasa, 17 Januari 2017/Muhammad Fardi/Gosulsel.com
#

Seberapa Kuat Pengaruh Partai Politik Baru di Pilgub Sulsel?

Rabu, 15 Maret 2017 | 16:08 Wita - Editor: Irwan Idris - Reporter: Muhammad Fardi - GoSulsel.com

Makassar, Gosulsel.com – Sejumlah partai politik (Parpol) pendatang baru, tengah gencar melakukan konsolidasi untuk menjemput beberapa momentum politik mendatang. Selain konsolidasi pembenahan struktur kader persiapan verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai prasyarat partai peserta pemilu, sejumlah parpol baru juga bahkan membahas arah dukungan pada pemilihan gubernur Sulsel.

Di antara parpol baru yakni Partai Berkarya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Perindo, dan Partai Idaman. Bahkan saat ini Partai Berkaya telah menyatakan sikap akan mengusung Ichsan Yasin Limpo atau akrab dikenal Punggawa, pada Pilgub Sulsel tahun 2018 mendatang.

pt-vale-indonesia

Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Priyanto mengatakan, dalam mendukung kandidat, partai baru juga dinilai cukup berkontribusi untuk menggerakkan kader sebagai mesin pemenang.

Menurutnya, hal tersebut bukan tanpa alasan, meskipun baru tentu memiliki kader yang siap untuk bekerja berdasarkan arahan dari parpolnya. Hanya saja, lanjut Luhur, berbagai spekulasi akan bermunculan, seperti kekurangan dan kelebihan partai baru dalam mendukung pasangan calon.

 “Betul, dukungan dari partai politik baru non pemilu, bersifat plus minus. Plus nya, sekecil apapun jumlah konstituennya tentu bisa menambah suara dukungan bagi kandidat,” ungkap Luhur kepada Gosulsel.com, Rabu (15/03/2017).

Di sisi lain, parpol baru yang bisa memperkuat basis dukungan untuk kandidat tentunya perlu memperhatikan penguasaan lapangan dalam proses pemenangan calonnya. Dikhawatirkan, akan timbul kecenderungan pemaksaan ke masyarakat untuk memilih kandidat yang didukung partai.

“Negatif nya, partai politik baru non pemilu ini bisa juga merugikan kandidat, jika partai politik tersebut over eksploitasi terhadap kandidat dan tidak optimal memberikan dukungan sumberdaya,” jelasnya.

Lebih jauh Luhur mengatakan bahwa partai politik pendatang baru harus pandai memanfaatkan momentum untuk mengangkat elektabilitas partainya di hadapan publik. Sehingga, ucapnya, penting untuk memanfaatkan setiap momentum kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada).

“Partai politik baru memang harus jeli memanfaatkan setiap momentum pilkada untuk mensosialisasikan nilai dan identitas partai yang bersangkutan. Kesempatan ini sangat baik “ditumpangi” partai politik baru, untuk merawat eksistensinya dalam ruang diskursus politik,” tandasnya.(*)


BACA JUGA