Gowa, Gosulsel.com — Bagi Anda yang pernah menempuh masa sekolah tahun 80 hingga 90-an di SMA Negeri 1 Sungguminasa dan SMP negeri 1 Sungguminasa, pasti tahu pada salah satu kantin legendaris, yang kini masih tetap berdiri di lorong Jalan Gagak Lambaselo, Gowa.

Kantin Daeng tommi, atau anak-anak sekolahan biasa memanggilnya dengan sebutan DT. Kantin yang dahulu menjadi primadona para anak sekolahan untuk mengisi perut, atau sekedar berkumpul bersama kini tak lagi berjaya di usia yang telah menginjak 30 tahun.

Nurwati Dg. Asih (60) dan kakaknya Daeng Tommi (70) awalnya membangun warung ini karena memang saat itu orang tua beliau telah meninggal dunia, sehingga kakak beradik ini membangun warung untuk menyambung hidup mereka.

‘Di sekitaran rumah dulu, banyak pelajar yang sekolah di SMA, dan SMP 1, jadi dia yang panggil teman-temannya semua datang ke sini,” ungkap Nurwati saat dikunjungi Gosulsel.com, Sabtu (06/05/2017).

Namun seiring tahun, para pelajar yang dulu ramai berkunjung kini berkurang dan bahkan tak pernah datang lagi, hal ini disebabkan banyaknya kantin yang kini berjualan dalam sekolah, dan juga karena kantin DT sudah tidak diketahui oleh anak-anak sekarang.

Namun, di balik kesederhanaannya kantin DT terkenal dengan rasanya yang enak dan harganya pun murah-meriah denga kisaran Rp.5000 untuk satu porsi indomie siram, Rp. 2.500 untuk telur rebus, dan Rp. 1.000 untuk 1 biji bakso ukuran sedang.

Dalam sehari , kantin DT hanya dapat menjual sekitaran 10 porsi saja, padahal dahulu para pelajar tidak pernah berhenti datang membeli di kantin DT.

Sesekali para alumni SMP dan SMA yang di Sungguminasa menyempatkan diri berkunjung ke kantin DT, selain untuk menikmati menu khas DT yang enak dan murah, para alumni ini juga datang untuk bernostalgia mengenang kembali masa-masa sekolah yang sering dihabiskan di kantin ini.(*)

---